Mohon tunggu...
Penlep Lepas
Penlep Lepas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

KUR Menjamur, Pedagang Makmur: Sebuah Refleksi Nusa Tenggara Timur

21 Oktober 2017   07:33 Diperbarui: 21 Oktober 2017   09:58 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pada artikel-artikel sebelumnya saya selalu membahas tentang pengalaman berwisata saya, maka untuk kali ini saya akan membahas topik  yang sedikit lebih berat yaitu tentang ekonomi regional di Provinsi NTT. Sebenarnya isi dalam artikel ini bukan merupakan tulisan saya. Isi dari artikel ini adalah tulisan iseng seorang teman yang saat ini sedang bertugas di wilayah Provinsi NTT. Teman ini juga merupakan yang saya maksud dalam artikel sebelumnya yang membahas tentang pengalaman wisata di Sumba Timur. Akan tetapi dikarenakan yang bersangkutan tidak berminat untuk mempublikasikan tulisannya, maka saya meminta ijin untuk diperbolehkan menuangkan dalam blog saya ini.

Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan.

Dalam upaya memacu perekonomian, pemerintah meluncurkan beberapa program unggulan. Program tersebut diantaranya adalah program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), Subsidi Pupuk, Subsidi Benih, dan program-program lainnya yang dapat menstimulus perekonomian. Program - program tersebut memiliki target dan tujuan yang berbeda-beda.

KUR sebagai salah satu program unggulan pemerintah ditujukan untuk memberdayakan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Hal tersebut karena pelaku UMKM selama ini sulit untuk mendapatkan akses permodalan berupa kredit perbankan. Selain itu juga, bunga kredit komersial yang tinggi dirasa memberatkan kelompok UMKM ini. Sehingga diharapkan dengan adanya program KUR ini pelaku UMKM dapat mengajukan kredit ke bank dan meningkatkan usahanya.

Hal yang menarik dari KUR bagi pelaku UMKM adalah bunganya yang lebih rendah daripada bunga kredit komersial perbankan. Bunga KUR lebih rendah daripada bunga komersil perbankan dikarenakan mendapatkan subsidi dari pemerintah. Hal ini dilakukan dengan cara Pemerintah menanggung selisih antara bunga KUR dengan bunga komersil perbankan. Oleh karena itu pada dasarnya bank sebagai penyalur KUR tetap mendapatkan imbal balik berupa bunga kredit komersial meskipun pelaku UMKM membayarkan bunga yang lebih redah.

Program KUR terbagi menjadi tiga kategori yakni KUR Ritel, KUR Mikro, dan KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI). KUR Ritel merupakan kredit pembiayaan modal kerja dengan jumlah plafon diatas 25juta sampai dengan 500juta. Adapun KUR Mikro merupakan kredit pembiayaan modal kerja dengan jumlah plafon maksimal 25juta. Sedangkan KUR TKI merupakan kredit pembiayaan modal kerja untuk anggota keluarga dari karyawan yang memiliki penghasilan tetap sebagai TKI.

Dari tahun ke tahun, kredit KUR yang disalurkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, KUR yang disalurkan pada tahun 2015 adalah sebesar 334,4 miliar dan melonjak menjadi 1,2 triliun pada tahun 2016. Pada semester I tahun 2017, jumlah penyaluran KUR masih berjumlah 217,7 miliar dan akan terus meningkat hingga akhir tahun 2017.

Apabila dilihat lebih dalam lagi, dari nilai yang disalurkan tersebut sebagian besar didominasi untuk sektor perdagangan. Pada tahun 2015, dari total 334,4 miliar rupiah yang disalurkan, sebesar 267 miliar rupiah atau 79% terserap untuk sektor perdagangan. Demikian pula pada tahun 2016, dari 1,2 trilun rupiah KUR yang dicairkan sebesar 836,8 miliar rupiah atau sebesar 69% terserap untuk sektor perdagangan. Pada semester I tahun 2017, sektor perdagangan masih menyerap sekitar 66%.

Besarnya penyaluran KUR untuk sektor perdagangan sejalan dengan dampak dari sektor tersebut pada pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2016, sumbangan sektor perdagangan dalam PDRB di NTT mencapai 11,07 persen. Sementara itu tingkat pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan pada tahun 2016 mencapai 6,77 persen lebih besar dari pertumbuhan ekonomi NTT yang hanya sebesar 5,18. Tentunya pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan UMKM, akan tetapi pelaku UMKM pada sektor  perdagangan yang didukung dengan program KUR tentunya memiliki andil terhadap pertumbuhan tersebut.

Berdasarkan data-data diatas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan program KUR hingga saat ini telah berdampak pada perekonomian khususnya sektor perdagangan di Provinsi NTT. Semakin besar tingkat penyaluran KUR khususnya pada pada sektor perdagangan, diimbangi dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan yang melebihi pertumbuhan ekonomi regional provinsi NTT secara keseluruhan. Semoga kedepannya program KUR ini dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomiannya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun