Mohon tunggu...
Pengabdian UMS
Pengabdian UMS Mohon Tunggu... Berita tentang Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dikelola oleh Humas UMS lt. 3 Gedung Induk Siti Walidah UMS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim Dosen UMS Ajak PCA Colomadu Rancang Gerakan Pemberdayaan Berbasis Reduksi Sampah Rumah

21 Agustus 2025   17:10 Diperbarui: 21 Agustus 2025   17:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim UMS bersama PCA Colomadu, Karanganyar saat memaparkan materi dihadapan peserta. (Sumber: Humas UMS)

Tim Pengabdian Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggandeng Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Colomadu dalam sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat berbasis pengelolaan sampah rumah tangga. Program ini melibatkan dosen lintas disiplin dan mahasiswa, dengan semangat mengubah persoalan sampah menjadi peluang ekonomi dan kreativitas.

Tim yang diketuai oleh Dr. Yulia Maftuhah Hidayati, M.Pd., itu beranggotakan Dr. Muhammad Noor Kholid, M.Pd., Dra. Ratnasari Diah Utami, M.Si., Ika Candra Sayekti, M.Pd., serta Dr. Anatri Desstya, S.T., M.Pd. Mereka hadir dengan dengan konsep reduksi sampah rumah tangga melalui edukasi, inovasi, serta pembentukan budaya baru dalam memandang sampah.

Gerakan yang mereka gagas bertajuk "Sampah Jadi Berkah". Program ini bukan hanya tentang mengurangi sampah, melainkan juga mengubah pola pikir masyarakat agar lebih kreatif dan mandiri.

"Kolaborasi ini diinisiasi dari keresahan terhadap menumpuknya sampah plastik dan organik yang kerap menimbulkan persoalan lingkungan," ungkap Yulia saat ditemui pada Kamis (21/8).

Yulia berharap program tersebut dapat memberi dampak nyata, lingkungan menjadi lebih bersih, biaya rumah tangga bisa ditekan, dan ibu-ibu mendapatkan tambahan penghasilan.

"Tak hanya itu, gerakan ini menumbuhkan rasa kebersamaan dan solidaritas antaranggota masyarakat," tambahnya.

Sementara itu, Ratnasari menambahkan bahwa program ini akan berlanjut dengan workshop pembuatan kompos menggunakan metode ember tumpuk serta pelatihan administrasi bank sampah, sehingga pengelolaan tidak berhenti pada tahap pembuangan.

Selain menekankan aspek lingkungan, gerakan ini juga menyasar pemberdayaan ekonomi keluarga. Sampah organik yang diolah menjadi kompos dimanfaatkan untuk tanaman sayuran rumah tangga, sementara sampah plastik yang terkumpul akan ditabung di bank sampah untuk menambah pemasukan warga.

Hal senada juga disampaikan Ika Candra Sayekti. Ia menyebutkan bahwa keterlibatan ibu-ibu sebagai pelopor sangat penting.

"Kami ingin Ibu-Ibu menjadi teladan yang bisa mengajarkan anak-anak sejak dini untuk menjaga bumi dari rumah. Mulai dari membawa botol minum sendiri, membawa tas belanja kain, hingga ikut membantu memilah sampah," terangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun