Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelit itu Tidak Baik, Sebaiknya Hindari

12 Agustus 2022   19:05 Diperbarui: 12 Agustus 2022   19:22 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelit (dok https://aplikasi-indonesia.com/)

Saling berbagi dan memberi akan terlahir tali persaudaraan yang terajut dan menularkan energi positif bagi lingkungan sekitarnya, namun sebaliknya serakah atau bakhil makan akan menimbulkan pecah belah, mereka akan menghalalkan segala cara, oleh karena itu hindarilah sifat kikir atau sifat merusak.

Bayangkan jika kamu makan sate cempe, tentunya enak bukan, bagi yang mampu akan bilang murah yang penting rasanya mak nyos, top markotob, namun bagi yang tidak punya mau makan sate kambing saja nunggu ada yang ngajak makan gratis atau nunggu dapat kiriman paket dari agniya, seperti misalnya aqiqah atau kurban.

Bayangkan, saat sate cempe yang siap saji, lalu kita makan, kemudian kita diuji oleh Allah tidak bisa Buang Air Besar Sembarangan (BAB) atau Buang Air Kecil Sembarangan (BAK) tentunya sakit bukan, maka sejatinya itu baru satu ujian yang diberikan oleh Allah kepada makhluknya, hanya karena tidak bisa mengeluarkan kotoran saja, sudah panik dan lain sebagainya.

Dalam harta yang enak, dan melimpah maka disitu ada hak orang lain yang tidak mampu, oleh karena itu kita diminta untuk berbagai sesama, dengan harapan kita ini menjadi manusia yang dermawan, termasuk tidak kikir, atau pelit. 

Saat kita berbagi sebenarnya kita ini untung, karena kita ini diberi kesempatan untuk beramaliyah dan mengurangi sifat kikir atau pelit kita. Kedermawanan terkadang sulit untuk dilakukan, jika tidak dipaksa atau belajar sejak dini, maka saat dewasa kita menganggap hal biasa dengan sifat pelit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun