Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelisik Kampung Nelayan Kauman Wedung Demak

18 Juni 2018   14:50 Diperbarui: 18 Juni 2018   15:13 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Besar Al Falah Wedung Demak /Doc Pribadi

Saat waktu dhuha mulai masuk, aku bersama keluarga naik kendaraan roda empat berbahan bakar pertalite, dari kampung welahan Jepara menuju kampung kauman wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. 

Perjalanan melalui mijen demak menelusuri bantaran sungai, lima belas tahun yang lalu jalan yang kulalui ini belum sebagus saat sekarang ini, ada kemajuan yang kentara dari mijen menuju beberapa desa dari desa picuk lalu desa pasir, desa bungo dan masuk ke Kauman Wedung Demak. 

Akses desa ini bisa ditempuh dari jalur jeporo juga jalur demak, sebuah kampung yang dihuni oleh kaum nelayan pesisir utara pantai pulau jawa, tampak terlihat warga yang punya hobi memancing, menyempatkan mencari ikan dengan pancingnya dan juga dengan senapan angin. 

Parkir mobil di masjid besar alfalah wedung/Doc Pribadi
Parkir mobil di masjid besar alfalah wedung/Doc Pribadi
Kampung nelayan ini dihuni beberapa warga dengan berbagai latar belakang pendidikan, sangat heterogen dalam bekerja baik berdagang, nelayan, beternak itik, maupun pergi merantau ke ibukota untuk mengais hidupnya agar lebih sejahtera. 

Banyak mobil pribadi berbagai plat ada plat B, H, maupun plat solo dan yogya, mereka mudik dan juga kembali ke kampung atau mertuanya untuk sungkeman saling maaf memaafkan termasuk halal bi halal jika dari keluarga besar. 

Walaupun terlihat warga kampungnya rumahnya berhimpitan, ada stiker penerima PKH, stiker penerima raskin, atau bantaum paket pemerintah yang telah diterima olrh warganya, namun mereka tetap berkomitmen pulang ke kampung halamannya saat mudik lebaran dan sampai bada kupat atau 7 hari setelah lebaran,  tidak mau berangkat sebelum bada kupat, dianggap tabu oleh sebagian warganya. 

Wakaf Masjid Besar Al Falah/Doc Pribadi
Wakaf Masjid Besar Al Falah/Doc Pribadi
Adat sambangi ke keluarga baik itu statusnya kaya atau miskin tetap dilakukan, yang tua dan muda saling gayung bersambut, yang muda datang ke keluarga yang tua, begitu pula yang tua akan membalasnya lewat datang kembali ke rumah keluarga yang muda, walaupun sudah saling maaf memaafkan, mereka merasakan inilah budi pekerti dan tradisi yang harus dipatenkan kepada generasi yang akan datang. 

Kampung kauman wedung dari sisi tampilan rumah begitu sederhana, rumah lebar 4 meter dan panjang 5 meter pun mereka syukuri, yang penting bisa berteduh dan keluarga yang dilahirkan tetap ingin kembali ke kampungnya, wajar jika keluarga di kauman wedung ini dari beberapa keluarga yang beranak pinak dan menetap di kauman wedung ini. 

Icon masjid besar yang berada di daerah kauman wedung ini sangat bernuansa lain, terasa sejuk dan terawat dengan bersih dan sehat, karpet yang ditaruh di dalam masjid terasa sejuk jika untuk iqtikaf di dalamanya, belum lagi walau dalam situasi kampung nelayan yang padat, namun penataan masjid besarnya sangat bagus dan tertata rapi. 

Menariknya adalah warga yang ingin wakaf tanah ini bukan sedikit tapi mereka sangat percaya penuh dengan pihak pengurus masjid besar agar wakaf tanah miliknya untuk syiar agama dan bermanfaat untuk maslahatul umat, wajar jika ada listing siapa saja warga yang memberikan wakaf tanah kepada masjid. Dan terlihat juga dalam laporan bulanan pun terlihat sewa tanah wakaf dengan nilai tercantum dan digunakan oleh masjid untuk syiar umat islam. 

Sementara saat penulis berada di depan masjid besar tersebut, Setiap menit jalur ini dipenuhi warga yang ingin bersilaturahmi ke sanak famili, pertumbuhan ekonomi tampak hidup, muncul setiap rumah yang berada di depan jalan raya wedung ke demak arah pasir atau wedung ke arah jalur demak kota dipenuhi kendaraan roda dua dan empat hanya saja jalan Kabupaten ini masih terlihat belum mulus semua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun