Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Citra Menu Nusantara Penting bagi Jamaah Haji

29 April 2018   09:19 Diperbarui: 29 April 2018   10:30 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catering Saudi / Doc citraindonesia.com

Menarik sekali di twitter Kementrian Agama yakni pihak Kementerian Agama akan menggelar pelatihan bagi juru masak perusahan penyedia katering jemaah haji Indonesia. Sehingga masakan lebih bercitra nusantara. 

Dalam portal Kementrian Agama ternyata tujuan dari Pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas layanan katering jemaah haji Indonesia, utamanya agar lebih bercitarasa nusantara

Total ada 36 perusahaan penyedia katering jemaah haji Indonesia saat berada di Makkah.  Mereka sudah menandatangani kontrak dengan misi haji Indonesia (Kementerian Agama).  Untuk di Madinah dan bandara,  sampai saat ini masih dalam proses finalisasi.

Sebuah pengalaman Berhaji dan Umroh

Saat Tahun 2007, catering yang diterima oleh jamaah haji tidak sebanyak tahun 2016 saat penulis menjadi tamu Allah. Tahun 2007 jamaah mendapatkan catering dalam bentuk kotak nasi. Isinya nasi, lauk pauk beragam, timun, dan buah bisa pear, jeruk atau pisang. Menu ini menjadi andalan mereka, hanya saja citra rasa nusantaranya kurang mengena di mulut jamaah haji Indonesia. 

Beberapa jatah catering yang diberikan, karena citrarasa yang kurang mengena bagi jamaah, maka ada beberapa jamaah hanya makan nasinya, dan mencampuri kecap produkai Indonesia, olahan tempe kering yang dibawanya, dan trasi pabrikan dari Indonesia. 

Jamaah ada sengaja membawa bawang goreng maklum penulis hidup di pusat penghasil bawang merah, hampir semua jamaah bawa bawang goreng, bahka  ada yang membawa ikan asin yang sudah di asinkan dengan citra masakan asli daerah, sehingga saat dimasak di saudi maka mereka merasakan rasa citrarasa di kampungnya sendiri. 

Jamaah haji hanya beli sayuran seperti kangkung, timun, terong, dan sayuran yang ada di sekitar maktab, kalau dulu di depan maktab aja sudah banyak penjual sayuran dan rata-rata adalah para mukimin Indonesia. Mukimin adalah orang Indonesia yang tinggal cukup lama di saudi arabia bisa sebagai supir, pekerja kasar ataupun pekerja dirumah majikan. 

Mereka inilah yang membuat selera menu bagi jamaah haji seolah-olah berada di kampungnya dengan membuat masakan ala citra nusantara, ada yang jual nasi goreng, nasi campur dan ragam jenis menu masakan saji. Tapi ada juga yang jual sayuran mentah. 

Namun perkembangan tahun, perbaikan layanan catering terus meningkat. Tahun 2016 pengalaman penulis ada peningkatan jatah catering, hanya yang tidak ada jatah catering selama 10 hari di saudi arabia, jamaaah bisa masak sendiri atau beli masakan di sekitar hotel. 

Namun pengalaman jamaah haji dari tahun ke tahun, rata-rata bawa beras minimal 5 kilo. Dimasukan dalam koper besar dan nantinya akan disatukan dalam satu regu, untuk menu masakan harian, biasanya untuk menu pagi hari. Walaupun saat pagi hari para jamaah ada yang masak mie instan yang dibawanya saat pergi haji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun