Mohon tunggu...
Tommy Patrio Sorongan
Tommy Patrio Sorongan Mohon Tunggu... Penulis - Bocah Kaliabang Dukuh Bekasi

Bukan ahli macem-macem... menulis hanya untuk mempertanyakan sesuatu yang dilihat dan dirasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kehidupan "Tiyang Jawi" di Groningen, Belanda

7 Juli 2020   08:14 Diperbarui: 7 Juli 2020   20:29 2866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung Jawa Groningen. dokpri

Dia mengatakan bahwa orang Suriname hanya bisa berbahasa Jawa kasar, tidak bisa Jawa halus seperti kromo atau kromo Inggil.

Tidak putus di situ, Pak Peter mulai bercerita pada saya mengenai sejarah orang Jawa Suriname di Groningen. Beliau mulai menuturkan bahwa dahulu ada perusahaan Belanda membuat pabrik pengolahan kayu di Groningen dan banyak orang jawa yang dipekerjakan di sana.

Alasan mereka mempekerjakan tenaga kerja Jawa adalah mereka mengetahui kalau orang Jawa sangat ahli dalam mengolah kayu. Wah, jadi mengingatkan saya dengan Jepara yang tersohor karena kerajinan kayunya.

Ada satu hal yang ia sampaikan dan membuat saya terenyuh. Pak Peter mengatakan sangat bangga pada saya karena masih tidak melupakan bahasa dan tradisi Jawa. 

Beliau mengetahui, bahwa biasanya anak orang Jawa yang tinggal di luar wilayah orang Jawa seperti di Jakarta atau di luar negeri lain kebanyakan tidak mampu berbahasa Jawa. Ia berpesan pada saya untuk tidak melupakan budaya dan tradisi Jawa. 

Wong Jowo dudu lali Jowone.

Pak Peter yang sedang mengemudikan Busnya. dokpri
Pak Peter yang sedang mengemudikan Busnya. dokpri
Akhirnya bus yang saya naiki tiba di halte tujuan saya. Tak lupa saya ucapkan salam perpisahan dengan Pak Peter. 

Ehh beliau malah bilang, "Wis nanti dolan-dolan ning omahku yoo, cari wae aku ning kantoor bus di hoofstation. Wong kono wis ngerti aku Peter Jowo, hehehe". Hahaha "Nggih Pakde, matur nuwun" sahut saya dengan rasa gembira dan kagum.

Itulah sedikit cuplikan "pengembaraan" saya di Groningen mengenai orang Jawa Suriname. Memang sayang saya belum mengeksplor seluruhnya. Namun saya mendapatkan hal paling berharga dari dua discovery tadi, adalah untuk lebih bangga lagi akan identitas kultural kita. 

Sudah saatnya kita tampilkan budaya kita di depan dunia tanpa rasa malu. Lihat orang Jawa Suriname yang dengan bangganya mengaku sebagai Wong Jowo meski mereka terpisah jauh sekali dengan tanah jawa. Karena kalau bukan kita siapa lagi penerus budaya kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun