Mohon tunggu...
Moses D. Langoday
Moses D. Langoday Mohon Tunggu... Penulis - PenaLiterasi

Tajam & Berimbang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fundamentalisme sebagai Tantangan Globalisasi Agama

1 April 2021   10:58 Diperbarui: 1 April 2021   11:06 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Globalisasi telah merasuk dalam seluruh aspek kehidupan manusia , termasuk di dalamnya agama. Bahkan bisa dikatakan bahwa saat ini agama telah menemukan tanah yg subur  dan jalan mulus untuk terus berkembang secara global berkat kemajuan teknologi. Era Globalisasi menjadikan agama agama yg dapat memperluas jaringannya melampaui tempat kelahirannya. Perkembangan agama di zaman internet ini cukup pesat karena pengaruh globalisasi. Saat ini tak terhitung banyaknya website yg menyediakan informasi tentang agama yang memudahkan penyebaran agama sehingga terjadi pertambahan anggota atau pengikut yg baru. Internet juga memungkinkan umat beragama saling berhubungan meski tidak berada di wilayah yang sama. Tak dapat di pungkiri bagaimana globalisasi mendatangkan banyak manfaat dan kemajuan bagi  agama.

Akan tetapi globalisasi juga melahirkan tantangan yg harus di hadapi dan di atasi dengan hadirnya fundamentalisme. Paham yg dapat di kategorikan sebagai gerakan ini muncul sebagai upaya untuk kembali kepada akar atau apa yg diyakini sebagai dasar dasar ajaran agama tersebut. Fundamentalisme dapat mucul di semua agama dan merupakan salah satu reaksi terhadap globalisme. Gerakan ini biasanya bertujuan untuk melindungi kebenaran awal yg terancam luntur karena pengaruh globalisasi.

Pada dasarnya tidak ada persoalan dengan semagat gerakan  fundamentalisme untuk kembali pada ajaran yg murni. Berdasarkan sila pertama idari pancasila yg  merupakan ideologi bangsa indonesia , yakni Ketuhanan Yang Maha Esa , memang sudah seharusnya setiap orang menjunjung tingi agama yg dianutnya. Itu menjadi masalah ketika dalam ussaha mewujudkan cita cita tersebut , kaum fudamentalis cenderung hanya menganggap hanya dirinya yg benar dan semua pihak yg berbeda dengan dirinya yg salah , dan kemudian berujung pada sikap menganggap pemeluk agama lain sebagai musuh .

Selain mafaat globalisasi menghadirkan tantangan terhadap agama, yakni bangkitnya fundamentalisme agama sebagai respon terhadap ancaman nilai nilai  dan gaya hidup asing yg dibawah ole globalisasi.

Gerakan fundamentalisme hadir denga misi mereformasi masyarakat dengan mengubah hukum , moralitas,  norma norma sosial dan politik , serta konfigurasi politik sesuai dengan prinsip agamanya yg bertujuan menciptakan masyarakat yg lebih tradisional.  Fundamentalisme di ekspresikan dalam berbagai cara  : Pendidikan ulang atau indoktrinasi oleh anggota grup , sikap intoleran atau pemusuhan terhadap mereka yg diluar grup , atau bahkan tindakan kekerasan terhadap mereka yg dianggap ancaman terhadap keberlangsungan grup tersebut.  Fundamentalisme ini dapat ditemui didalam agama agama di dunia pada saat ini. Ia tumbuh karena ketidakpastian dalam globalisasi mengakibatkan identitas kolektif keagamaan menyusut menjadi suatu bilangan karakteristik religius budaya  , " Mereka" dan "Kita". Dengan kata lain,  pengikut agama lain menjadi ancaman dan kemudianlah menjadi terorisme atas nama agama.

Pada dasarnya semua agama terkemuka di dunia ini , seperti Hindu , Buddha , Yahudi , Islam , dan Kristen , mengajarkan beberapa hal yg tidak jauh berbeda  , seperti :Hakekat martabat manusia ,kesamaan , kebebasan , perdamaian,  dan solidaritas.

Bila umat Nasrani (pemeluk agama kristen) meyakini kedaulatan Tuhan  - yang dinyatakan dalam keadalian , belaskasih , rekonsiliasi , hidup berkelimpahan , kedamaian bagi semua orang. Buddhaisme mempercayai kebahagian sejati ada pada kepuasan  dan kesederhanaan sertahubungan antar manusia . Kaum muslim ( Islam ) memiliki pandangan dunia egaliarianisme ( musawah) , keadilan sosial , dan kedamaian ( salam ).

Agama hindu berbicara tentang keterhubunga semua mahkluk dalam suatu realitas kosmis.  Ada suatu aturan emas yg terdapat dalam semua agama , Yakni : "apa yg tidak kau harapkan diakukan orang lain padamu , jangan lakukan juga kepada orang lain".  lagi pula semua agama mengandung suatu nilai pijakan yg sama  , yakni lahir dari pencarian manusia untuk terhubung dengan pribadi yg lebih besar dariNya.

TAK USAH SALING MEMBERDEBATKAN AGAMA MANA YG BENAR.

TAK USAH SALING BERMUSUHAN ATAS NAMA AGAMA.

PERCAYALAH KITA SEMUA DIBAWAH SATU CIPTAAN.

Semoga Bermanfaat !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun