Kita biasanya berpikir bahwa libur sekolah adalah saat di mana siswa libur belajar dan guru libur mendidik. Siswa bersenang-senang di rumah, atau pergi berlibur bersama keluarga. Guru tidak melakukan akfititas mendidik. Pokoknya semua libur. Itu karena pola pikir kita yang memandang bahwa pendidikan hanya tentang sekolah. Para siswa duduk di kelas, guru mendidik di depan kelas, menjelaskan pelajaran dan siswa duduk mendengar dan menyimak penjelasan guru.
Dalam artikel ini saya mengajak pembaca untuk melihat libur dari sudut pandang lain. Bahwa libur sekolah juga adalah adalah proses pendidikan. Proses pendidikan di luar sekolah. Mari kita bagaimana proses pendidikan saat libur Idul Fitri.
Yang pertama, saat libur mereka akan melakukan kegiatan yang mereka sukai. Ini saatnya mereka berekpresi dengan kebebasan mereka, di mana mereka bisa merancang dan melakukan aktifitas. Dengan demikian mereka berlatih mandiri.
Yang kedua, ini saatnya mereka merasa dekat dengan orang tua, keluarga, dan lingkungan. Dekat dengan orang tua menjadikan mereka merasakan kasih sayang orang tua. Mereka juga bisa melakukan aktifitas dengan orang tua, dan orang-orang terdekat mereka, seperti saudara-saudara. Dengan demikian mereka bisa memupuk kasih sayang dan kedekatan setelah lama berkuta dengan aktifitas sekolah. Ini bisa menjadikan mereka menyadari bahwa kasih sayang adalah salah satu karakter yang perlu dimiliki setiap orang.
Yang ketiga, mereka bisa lebih mengenal lingkungan sosialnya. Dalam suasana perkotaan di mana masing-masing orang sibuk, kedekatan dengan tetangga adalah hal yang jarang. Kini mereka bisa mengenal tetangga-tetangga mereka, dan ini sangat baik bagi timbulnya empati terhadap tetangga yang mengalami masalah.
Yang keempat, mereka bisa berkreasi sesuai dengan bakat dan minat mereka. Yang memiliki minat melukis bisa melukis. Yang berminat menulis cerita atau puisi bisa melakukannya dengan bebas. Yang berminat menyanyi atau menari bisa menari dan menyanyi.
Bagimana dengan guru? Guru bisa melakukan kegiatan yang disenanginya. Yang berminat membaca bisa membaca apa saja. Yang menyenangi kegiatan menulis bisa menulis apa saja. Semuanya bisa dilakukan dengan bahagia, tanpa dikejar-kejar dealine yang sering membuat stress.
Yang terakhir, saat liburan habis, ketika mereka kembali ke sekolah, guru bisa meminta mereka menceritakan kembali kegiatan libur mereka. Ini akan membantu mereka mengembangkan kecerdasan bahasa mereka, membimbing mereka mengambangkan imajinasi mereka, dan membuntun mereka mengemukan pikiran mereka dalam bahasa.
Sebagai penutup, ternyata libur sekolah sebenarnya adalah salah satu metode pendidikan. Bahwa pendidikan itu bukan hanya di ruang kelas, tapi bisa di mana saja. Libur adalah waktunya memperluas cakupan pendidikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI