Mohon tunggu...
Adriansyah Abu Katili
Adriansyah Abu Katili Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo.

Saya dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Memiliki hobi membaca dan menulis. Saya membaca buku fiksi maupun non fiksi dan puisi. Saya juga suka menulis, baik tulisan ilmiah, ilmiah populer, fiksi, dan puisi.,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupu-kupu dan Semut

19 April 2024   20:23 Diperbarui: 19 April 2024   20:25 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dikreasi dengan menggunakan aplikasi bing.com

 

KUPU-KUPU DAN SEMUT

Seekor kupu-kupu sedang terbang melayang-layang di sebuah taman bunga yang indah. Sayapnya yang indah dikepak-kepakkannya. Tubuhnya menari-nari di udara, tatapan matanya ke segala arah, mencari-cari siapa tahu ada pengagumnya. Dan matanya menagkap bayangan seekor makhluk kecil sedang melata di atas tanah. Ha, seekor semut sedang melata, menapakkan kaki-kaki kecilnya di atas tanah dekil, kotor, dan berdebu.

Timbul rasa sombongnya. Ah, makhluk sekecil ini, alangkah malangnya.

"Hey makhluk kecil yang dekil. Sedang apa kau?"

"Siapakah kau?" tanya semut.

"Ha, tak melihatkah kau? Aku ini makhluk tercantik di dunia. Makhluk pilihan. Lihat sayap warna-warniku. Aku bisa terbang, menari-nari di udara. Aku si kupu-kupu yang cantik menawan. Sedang kau, makhluk hina, berjalan di atas tanah kotor"

"Aku tahu kau kupu-kupu, makhluk sombong. Tapi kau tak menjawab pertanyaanku. Siapa kau sesungguhnya?" Tanya semut.

"Ha ha ha, makhluk bodoh. Sudah aku jawab, aku si kupu-kupu yang cantik."

"Huh sombongnya. Baik, aku yang akan menjawab pertanyaanku sendiri. Bukankah kau berasal dari ulat bulu yang menjijikkan? Hama tanaman yang kerjanya merusak tanaman petani?"

"Ha, pembohong kau semut. Aku si kupu-kupu sejak lahir."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun