Mohon tunggu...
Puspita Wulandari
Puspita Wulandari Mohon Tunggu... -

Saya seorang guru di sebuah sekolah pinggiran tepatnya di SMK Negeri I Kertosono kab Nganjuk prop Jawa Timur. Saya mengajar bidang study Fisika dan IPA. Saat ini sedang belajar menulis dan mengembangkan diri dengan tujuan mampu mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Saya mencanangkan SASISAE (Satu Siswa Satu Email) dan SASISAB (Satu Siswa Satu Blog)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pilih Gelas Atau Galon?

24 Februari 2010   11:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejak pulang sekolah kemarin sore muka putra bungsuku kusut masai membuat perasaanku sebagai ibunya sedikit prihatin. Kenapa sedikit? Karena saya yakin dia mampu menyelesaikan masalahnya sendiri serta mampu mencari solusi yang terbaik. Saya tahu belajar menjadi pemimpin tidaklah mudah. Dia sempat cerita ada sedikit masalah dalam organisasi yang dipimpinnya.

Siang ini beda lagi, sejak pagi semua penghuni rumah ditanya, “Pilih Gelas apa Galon?”.Kami semua jadi bertanya-tanya, ada apalagi? . Pada saat makan malam dia baru membuka maksud pertanyaannya sejak pagi tadi.

Dia siapkan tempat garam, segelas air dan segalon air. Dimasukkannya satu sendok garam dalam gelas dan satu sendok garam ke dalam galon. Kemudian semua orang disarankan mencicipi rasa air dalam gelas dan dalam galon? Kami semua mengikuti semua perintahnyadalam diam tanpa banyak kata-kata.

Setelah agak lama dia baru cerita, selama ini ibu dan bapak selalu mendongeng tentang cerita-cerita bijaksana jaman dahulu kala. Salah satu judulnya “Jadilah Telaga”, setiap kali saya menghadapi masalah cerita itu saya ambil hikmahnya. Karena di daerah kita sulit di jumpai telaga, serta sulit mengajak teman-teman membayangkan rasa air telaga plus satu sendok garam. Maka saya buat ide kreatif ini di setiap kami sedang menghadapi masalah baik di kelas maupun di organisasi kesiswaan.

Jika kita tidak mampu menjadi telaga, menjadi galon juga sudah cukup bijaksana. Sehingga setiap masalah yang sedang dihadapi terasa lebih ringan.  Hati  tetap bahagia dan bisa mengambil keputusan yang bijaksana.

Kami semua tersenyum bahagia, “Ternyata adikku sudah dewasa”, kata si sulung.Sambil bangkit dan mencium adik semata wayangnya.Akhirnya kami semua bisa tertawa bahagia. Alhamdulillah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun