Mohon tunggu...
ikhsan Hokage
ikhsan Hokage Mohon Tunggu... Atlet - Hobi menulis

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Ambigu tentang Siapa yang Layak Jadi Imam Masjid

22 Mei 2019   20:31 Diperbarui: 22 Mei 2019   20:55 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Masjid Hidayatullah di dirikan oleh salah satu orang terkenal atau oknum kepolisian. Yang ingin masyarakat disana mempunyai masjid. Di karena 'kan mereka jauh dari Masjid Jami' Al-Anwar. Sebelum Masjid  Jamik benagong  itu menjadi masjid masi berbentuk Musholah.

Awalnya Tanah masjid tersebut adalah tanah dinas sosial yang masi rawa-rawa. Karena salah satu oknum polisi yang tugasnya di wakopolsek prigen. Dia ingin membuat masjid di Jambangan dekat  rumah walikota.

Kemudian pak polisi mengurusi perizinan Masjid Hidayatullah. Dan akhirnya membentuk kumpulan takmir dan Nadir. Pada tahun 1984 karena status Tanah Masjid masi  di naungan dinas Sosial.mereka hibahkan atas nama  Imam subani. 

Dikarenakan setiap tanah pemerintah bisa menjadi hibah atasan dasar peralihan dinas ke orang. Karena seluruh masyarakat disana menujuk  Imam Subani sebagai tanah pemilikan sementara. Selesai tanah di alihkan mereka membuat lagi akte status menjadi  waqaf. 

Karena masjid Hidayatullah sifatnya umum ada berbagai macam ; dari ke polisian, ke dinas, kemenag bahkan tokoh agama sekalipun.

Namun, dengan adanya berbagai macam ini. Mereka tidak bisa menetapkan golongan atau aliran tidak ditentukan. 

Akhirnya seluruh golongan masuk berpartisipasi untuk menjadi pengurus masjid seluruhnya. Pada tahun 1994. Mereka golongan pakai gamis Cikrang itu menjadi pengurus di Hidayatullah. Salah satu dari mereka tahun 2000 di meninggalkan tanah air untuk sekolah di Arab Saudi. 

Setelah pulang dari sekolahannya. mereka memberikan stimulus  ajaran baru yang di bawa dengan metode pengajaran yang berbeda. Dengan mendatangkan dari dakwah luar kota.
Baik bangil maupun kota Probolinggo. 

Mereka atau golongan Cikrang memberikan dakwah yang sifatnya masif. Karena mereka sering disana. Mereka menggunakan jarang doktrin Wahabiya. 

Pada akhirnya bentrokan antara warga dan pengurus lainya marah. Puncaknya di salah satu kejadian direktur Rumah sakit meninggal dunia dan di sholat jenazah di masjid tersebut. 

Polimik terjadi antara pihak ngelayat dan orang Cikrang tersebut. Setelah konsolidasi terjadi kedua kubu. Telah disepakati oleh kedua bela pihak dari mereka. 

Dengan adanya sepakat ini. Golongan wahabi salafi memberikan persyaratan:
1. Setelah sholat jenazah tidak baca yasin
2. Imam dari anda
3. Setelah sholat jenazah harus bersih
Adanya persyaratan ini telah dijalani oleh para kyai dan ngelayat dari pihak keluarga. 

Namun akhirnya, mereka tentang melanggar awal dari persyaratan tersebut. Sehingga terjadilah cek-cok antara warga dari pihak mereka.

Perselisihan antara mereka bersitanggang terus menerus antara dua kubu yang berbeda. Lalu peralihan itu. Di diskusikan oleh takmir dan Nadir untuk mencari jalan tengah.

Ditunjukkan kemenang sebagai wadah atau pengurus masjid yang ketua takmir pak Nashori dari kemenang. Dibuat jadwal sesuai kalender masjid. Tapi mereka tetap melanggar dari segala cara. Isinya mereka setiap pengajian sering bicara toghut dan kafir.

Dari cerita tersebut. Saya menyimpulkan mereka bukan golongan HTI atau Hitzbur Tahrir Indonesia. Mereka bukan golongan Jamaah Tabligh dari Delih syeik Ilyas khadawi.

Namun mereka dari golongan Wahani salafi. Karena karakter ajaran mereka kaku dan militan. Paham mereka mengambil Muhammad bin Abd Wahab.

Garis pikiran menafsirkan Allah seperti makhluk. "Sepertiga malam Tuhan duduk di kursih" pada akhir ajaran Tauhid mereka : Tauhid Ulahiyah, Tauhid Rabubiyah dan Tauhid Asma WA sifat.

Ajaran mereka wahabi Salafi  masif. Dan sering memberikan ajaran Dogmatif, konservatif  dan masif secara politik

Kenapa demikian, karena setelah mereka pulang dari Arab Saudi atau studinya  sekitar tahun 2000. Mereka membawah ajaran dari Arab Saudi.

Ketika Aliran Wahabi ini masuk ke Indonesia melalui dua tokoh terpopuler yang masi ada organisasi saat ini Syaikh Akhmad Syurkati dan Muhammad Natsir.

Pada tahun 1981 aliran wahab. Memberikan lembaga jalan untuk kuliah atau pendidikan tentang bahasa Arab dan aliran mereka disebut LIPIAl.

LIPIA  adalah lembaga Ilmu Islam dan Arab Memberikan beasiswa untuk anak negeri. Tahun 2009 alumni dari beasiswa dari Arab Saudi sekitar 8.604 jumlah menyebar ke penjuru tanah air di Indonesia.

Karena tersebar alumni dari sana. Sering pembuat Bidah  contoh 1. Sholawat 2. Tahlilan 3. Perayaan Isra' Miraj. 

Dari  paparan bidah dia  menurut penulis. Mereka golongan Wahabi salafi yang masif dan konservatif. 

Dalam segi pilitik Arab Saudi atau bani saud. Sering menyumbangkan uang untuk membangun Negara Muslim berkembang. Bahkan tahun 1973-1991 mencapai 106 negara muslim. Per negara 14,6 juta  dollar Amerika per negara. 

Sumbangan tersebut untuk alokasi: Majalah, TV, Radio dan bahkan Madrasah dan juga pesantren.
Tujuan mereka ingin Seolah-olah ber empati kepada kita. 

Namun disana membuat ajaran wahab disana. Sering membuat Bidah dan onar bagi tatan negara. 

Menurut pendapat Mandhawi Resheed
" 1.tujuan mereka bukan hanya kepentingan Islam. Namun mereka cara berpoltiknya Masif
" 2. menyumbang citra positif ke negara. Agar golongan mereka di persilahkan ke negara untuk masuk ajarannya"

Dari paparan diatas punilis mennyimpulkan:

Masjid Hidayatullah  telah ada indikasi dari ajaran wahabi bukan HTI. Karena seusai hasil riset dan teori dari beberapa sumber. Mereka menolak Tahlilan, baca yasin saat jenazah dan sholawat. 

Ketika mereka pulang dari Arab. Menunjukkan dan membuktikan bahwa ajaran yang dibawah mereka ajaran wahabi Salafi. Karena sering mereka tidak mau mengalah tentang bedanya golongan. Mereka sifatnya arogansi Aqida. Golongan wahabi tetap kokoh dalam Aqidah.

Saran

Menurut pendapat penulis bila ingin merebut Masjid ataupun tempat Ibadah diskusikan dan seringlah mengjhuni masjid mungkin. Kalau aliran mereka tidak masuk dogma masyarakat. 

Suatu pelajaran hari ini. Marilah warga NU cintai masjid dulu. Jangan mencela dulu. Karena satu celaan tertawa bagi kaum non muslim.

Semog artikel ini bermanfaat bagi pemuda-pemudi desa Tambaan dan kota Pasuruan.

Narasumber
1. Wawancara, Abdullah Nasar, Mantan Ketua Takmir, Masjid Hidayatullah. 6 Mei 2019. 
2. Wawancara. SULTHAN, Wakil ketua Nadhir,  Masjid Hidayatullah. 6 Mei 2019. 
3. Hasbi Nasir, 2016. Jasiera. Volume 01.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun