Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Humor | Sedih Banyak yang Mati

2 Mei 2020   16:29 Diperbarui: 2 Mei 2020   16:36 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keranda jenazah.(TRIBUN TIMUR / HASRUL)

Sedang asyik mencuci motor sambil menunggu adzan Maghrib, Fandi didekati oleh Randy, anaknya yang baru berusia sembilan tahun. Pikir Fandi, wah Adek Randy mau bikih rusuh nih. Alasan saja mau bantu-bantu cuci motor, padahal malah bikin kotor.

Eh Adek Randy malah terdiam. Raut wajahnya agak merenung. Keruan saja Fandi jadi penasaran. Ditanyalah Adek Randy.

Fandi: Dek, kenapa merenung begitu? Sudah nggak kuat ya puasanya?

Randy: Masih kuat Pah, puasa mah. Cuma adek lagi sedih aja.

Fandi: Sedih apaan? Lama nggak masuk sekolah? Hayo kangen sama bu guru yang cantik itu ya?

Randy: Ah Papah ingetnya sama bu guru cantik aja. Adek sedih soalnya baca di koran, pas ada virus corona banyak yang MATI.

Fandi: MATI? Ayam kali disebut MATI. Yang bener itu MENINGGAL. Memang virus corona sudah banyak minta korban. Di seluruh dunia banyak yang MENINGGAL.

Randy: Papah yang salah. Yang betul itu MATI bukan MENINGGAL. Coba saja Papah baca berita di koran. Di situ tertulis "KEMATIAN dua warga tersebut diduga akibat virus corona". Bukan "KEMENINGGALAN dua warga tersebut diduga akibat virus corona".

Fandi: Kamu mau disemprot air pake selang ini! #@!%&*(kesal dikerjain anaknya).

Sementara Randy sudah lari sambil cekikikan. (Anwar Effendi)***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun