Seperti halnya pengunjung yang menanti mentari terbit di pagi hari, penggemar mancing berbondong-bondong ke Pelabuhan Cirebon, cuma mereka datangnya di sore hari.
Jumlah penggemar mancing pun begitu, akan bertambah banyak jika memasuki Bulan Ramadan. Mereka menunggu datangnya adzan Magrib dengan menghabiskan waktu di sore hari dengan aktivitas memancing. Kalau di tatar pasundan dikenal istilah ngabuburit, maka di Cirebon menunggu adzan Magrib dikenal dengan istilah nyenyore.
Lagi-lagi pemandangan pengunjung Pelabuhan Cirebon yang hendak nyenyore dengan memancing, bakalan tidak terlihat pada Ramadhan tahun ini. Penggemar mancing yang punya komunitas tidak akan bisa berkumpul untuk berburu ikan, seandainya kebijakan social distancing dan physical distancing belum dicabut.
"Tampaknya susah untuk mancing di kawasan pelabuhan. Sekarang saja sudah tidak boleh bepergian, apalagi nanti di Bulan Ramadhan. Nggak tahu nih sampai kapan harus menunda hobi memancing ikan," ucap Reza, warga Kalitanjung yang hobi mancing.
Padahal main ke Pelabuhan Cirebon saat bulan Ramadhan menjadi wisata yang murah meriah. Mengajak anak-anak ke kawasan tersebut pun pasti menyenangkan. Anak pasti senang bisa melihat aneka kapal. Mulai dari kapal yang terbuat dari kayu hingga yang berbahan pelat baja.
Kapal-kapal besar yang biasa mengangkut kayu dari Kalimatan jadi pemandangan yang menarik. Demikian juga kapal pengangkut batu bara, bisa menjadi pengetahuan baru untuk anak-anak.
Anak-anak juga bakal tak jemu melihat keberadaan kapal patroli milik TNI AL.Ada juga sejumlah speedboat yang bersandar di sana. Untuk speedboat biasa digunakan anggota satuan polisi air dan udara (airud).
Tapi tetap hati-hati ya kalau berkunjung ke Pelabuhan Cirebon. Terutama yang bawa anak-anak, harus tetap melakukan pengawasan. Namanya juga anak-anak kadang melakukan hal-hal yang tidak terduga. Misalnya saat berada di pinggir yang dekat kapal bersandar, jangan sampai anak-anak jatuh ke air, karena cukup dalam loh.(Anwar Effendi)***