Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menggantungkan Hidup pada Kocokan Arisan

12 April 2020   09:55 Diperbarui: 12 April 2020   10:00 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat ini banyak yang berharap menang arisan. (dokpri)

Perekonomian warga saat ini benar-benar goyah. Banyak yang tidak bisa berusaha, akhirnya tak memperoleh pendapatan. Sementara kebijakan work from home belum jelas kapan berakhir. Banyak yang diam di rumah saja, akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Di tingkat keluarga, yang merasakan pukulan mewabahnya virus corona, pastinya ibu-ibu. Beberapa hari tidak mendapatkan uang belanja, karena suami tidak bekerja. Pengaturan untuk keperluan dapur jadi kian tak menentu.

Berharap kemana lagi untuk mendapatkan uang? Tidak heran banyak ibu-ibu, yang akhirnya menggantungkan harapan kepada kocokan arisan. Minimal kalau dapat uang arisan bisa menyambung kebutuhan makan beberapa hari ke depan. Tapi bagaimana harapan itu kesampaian, kalau yang menanti kocokan arisan bukan hanya seorang.

Timbulah bisik-bisik di antara ibu-ibu. Ada juga yang berkirim pesan lewat jaringan pribadi (japri) yang memanfaatkan Whats App (WA). Intinya banyak yang melakukan kompromi.

Misalnya seorang ibu, meminta kalau tetangganya yang mendapatkan uang arisan, bisa dialihkan dulu untuk dirinya. Dia beralasan sangat membutuhkan uang arisan tersebut ketimbang tetangganya. Apalagi melihat tetanganya secara ekonomi lebih mapan. Sementara dirinya, sama sekali tak memegang uang karena sang suami tak lagi memperoleh pendapatan.

"Bulan April mah, suami saya tidak ada pemasukan. Soalnya tidak bisa bekerja sementara waktu. Tapi kebutuhan dapur kan harus dipenuhi. Makanya saya berdoa supaya dapat uang arisan," ujar seorang ibu.

Ibu-ibu berharap dapat arisan. (foto: dok. PKK RT 02 Keadilan)
Ibu-ibu berharap dapat arisan. (foto: dok. PKK RT 02 Keadilan)
Ada juga yang beralasan, seorang ibu sangat mendesak ingin mendapatkan uang arisan, karena untuk membayar iuran sekolah anaknya. Walau sekolah libur, namun tagihan bulanan itu tetap berjalan. "Di grup WA orangtua murid, wali kelas terus-terusan mengingatkan agar jangan lupa melunasi SPP. Malu juga kalau sudah ditagih begitu," kata seorang ibu.

sementara seorang ibu yang secara ekonomi lebih mapan, santai saja menanggapi keinginan para tetangganya. Justru yang membuat dirinya bingung, bukan seorang ibu saja yang meminta dirinya kalau menang arisan bisa dialihkan kepada yang lain.

"Iya, nggak enak juga, semua kan tetangga. Kalau saya menang, mereka minta agar bisa dialihkan dulu. Lah, kalau benar saya yang menang, mau dialihkan ke siapa? Soalnya yang minta banyak. Dikasihkan kepada si ibu A, nanti saya bermasalah dengan si ibu B. Pun sebaliknya. Dalam hati saya berdoa tidak menang saja sekalian," ucapnya.

Di sisi lain, kocokan arisan di bulan ini dihadapkan kepada aturan tidak boleh kumpul-kumpul. Sementara, kebiasaan arisan selalu mengumpulkan ibu-ibu dalam rangka mempererat tali silaturahmi. 

Untuk menghormati kebijakan physical distancing, akhirnya kocokan arisan bulan ini hanya dilakukan penanggung jawab saja. Sementara anggota arisan tetap di rumah masing-masing dan hasil kocokan akan diinformasikan lewat WA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun