Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Masuk Dunia Menulis Jadilah Saksi, Bukan Korban

23 Februari 2016   10:22 Diperbarui: 23 Februari 2016   14:53 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi ; sumber http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com"][/caption]

Waduhhh?Apa-apaan tuh !
Sabar. Jangan emosi, penulis sabar dikasihani dewa aksara.

----

Dunia menulis adalah suatu pilihan. Ada orang yang terpaksa atau atas kesadaran sendiri memasukinya. Pada konteks terpaksa dapat dipastikan tak lama berada di Dunia Menulis. Baginya Dunia Menulis merupakan penderitaan. Begitu ada kesempatan bebas diri, maka dia segera lakukan.

Berbeda dengan orang yang berdasarkan kesadaran sendiri. Dia betah apapun yang dihadapi dalam dunia menulis. Baginya, menulis adalah sebuah kesenangan dan panggilan hati, yang berisi suatu tujuan mulia, yakni mengembangkan diri dan berbagai ke orang lain.

[caption caption="http://baltyra.com/wp-content/uploads/2012/12/writer.jpg"]

[/caption]

Kecewa pada Dunia Menulis di Kompasiana

Banyak orang semula masuk Dunia Menulis dengan harapan besar. Berbekal semangat tinggi, hasrat menggebu dan pengetahuan-wawasan cukup mereka masuk ke Dunia Menulis. Namun yang mereka temukan tak sesuai harapan semula. Sebagian jadi kecewa dan menyalahkan orang lain atau media tempat dia posting tulisan.

Orang yang kecewa dengan Dunia Menulis statusnya adalah Korban. Siapa pelaku kejahatannya? Tentu saja dia sendiri. Orang seperti ini tidak perlu dikasihani. Sebaiknya diajak berpikir positif untuk menolong dirinya sendiri.

Tantangan menulis yang utama bukan pada orang lain atau media, melainkan di diri si Penulis. Dia mesti belajar teknik menulis artikel, memahami diri (mengenali passion), serta memahami karakteristis setiap media media dan tren pembaca. Ini kunci utama berasal dari diri sendiri. Ketiganya tidak mudah dilalui.

Setiap orang punya kepribadian yang khas. Didalamnya ada id, ego, hasrat, ambisi, nilai-nilai dan lain sebagainya yang mempengaruhi cara pandang saat awal masuk Dunia Menulis. Tiga kunci utama itu jadi pertempuran diri. Bila tak bisa melaluinya, maka jadila dia korban Dunia Menulis. Satu contoh : saya punya seorang kawan yang suka membaca, aktif di media sosial, punya ambisi, pengetahuan luas, kemampuan komunikasi. Selain itu......dia juga cantik dan seksi (Huss!! Apa urusannya? Heuheu!). Saya ajak agar potensinya lebih berkembang. Tawaran itu diterima penuh kegembiraan. Katanya sudah lama ingin jadi penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun