Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Idealisme Teman Ahok vs Realitas Anomali Ahok

9 Maret 2016   04:40 Diperbarui: 9 Maret 2016   12:36 3027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panjang dan sulitnya Teman Ahok mengusung Idealisme tak semata berhadapan aktor politik kawakan. Bagi aktor politik kawakan, idealisme Teman Ahok bukan hal yang tak bisa dipatahkan.

Hal pertama yang harus dihadapi Teman Ahok sebenarnya adalah Ahok sendiri di dalam realitasnya berpolitik. Ahok merupakan sosok anomali dalam berpolitik. Sebagian publik menganggap anomali itu sebagai kekuatan Ahok dan Teman Ahok, sebagian lagi menganggapnya sebagai kelemahan. Anomali Ahok tumbuh dan hidup di tengah masyarakat taat mazhab manusia sebagai penanda peradaban.

Satu contoh Anomali itu adalah Komunikasi Politik Ahok yang ‘Buruk’, yakni : pertama, cara Ahok berbicara kepada ‘lawan’ yang seolah menyerang ; kedua, keengganan Ahok membangun silaturahmi dengan para tokoh komunitas, atau tokoh berpengaruh dalam masyarakat. Sehingga yang terjadi di ruang publik adalah masifnya peniadaan fakta keberhasilan kerja Ahok selama ini. Selain itu hingga kini belum ada orang atau tokoh mumpuni bersedia pasang badan berhadapan dengan publik untuk membela Ahok. Sementara Teman Ahok sendiri hingga saat ini masih berkutat pada masalah adminstrasi data. Tidak ada yang bisa tampil di depan publik layaknya pembela sekaligus humas. Membiarkan Ahok sendiri yang menghadapinya hanya akan membuka ruang blunder Ahok.

[caption caption="Gambar Ahok sedang 'marah' dalam sebuah rapat, sumber gambar : https://maverick.co.id/wp-content/uploads/2013/01/ahok-gaya121114b.jpg"]

[/caption]

Kekuatan Sekaligus Kelemahan Ahok

Sebagian publik yang semula menganggap Anomali Ahok sebagai kekuatan bisa berubah pikiran dan haluan jikalau Anomali itu terjadi terus di ruang dan tempat yang tidak tepat. Akan timbul kejengahan publik yang hati dan jiwa mereka masih didominasi mazhab manusia penanda peradaban. Belum lagi bila kelak para aktor politik pesaing Ahok menjadikan Anomali Ahok sebagai bahan kampanye paling jitu. Akan ada kemasan dan nampan khusus ala politikus untuk menyajikan kekurangan Ahok ke hadapan publik sehingga publik menjadi jijik dan berpaling muka.


Anomali komunikasi Ahok merupakan PR paling utama Teman Ahok ditengah mereka mengemas idealisme. Bagaimanapun Komunikasi Politik itu juga bagian dari Idealisme bila sesuai dengan mazhab peradaban. Ketika idealisme muda Teman Ahok mengemuka sementara mereka tak mampu mengemas anomali itu, maka terjadi paradok yang membuat semua idealisme mereka jadi tak berarti. Mereka tak tahu atau lalai atau pura-pura tak melihat lobang besar di depan mata yang berpotensi mengubur semua idealisme awal yang akan dipersembahkan kepada rakyat Jakarta. Kelalaian itu mempertegas kenaifan Teman Ahok di mata publik.

Harus ada upaya komunikasi intensif Teman Ahok dengan Ahok untuk kemudian melakukan perubahan. Sampai saat ini hanya Teman Ahok yang memiliki kedekatan dengan Ahok. Hal itu dibuktikan dengan bersedianya Ahok mengikuti konsep independen Teman Ahok.

Suka atau tidak suka Teman Ahok dianggap ‘aktor politik’ namun tanpa identitas yang jelas. Seluruh badan telah masuk ke ruang laga politik. Mereka harus merasakan jiwa ruang politik dan perlu berlaku seperti yang dilakukan aktor politik tanpa menjadikannya tabiat. Ini hanya strategi. Idealisme muda tetap yang utama, namun itu saja tidak cukup. Bila idealisme Teman Ahok tidak disertai strategi aktor politik maka idealisme menjadi sebuah kenaifan. Tak lebih sebuah angan-angan utopis yang dibawa ke ruang politis-pragmatis. Wujud mirip asap, namun kali ini Teman Ahok lah yang akan sesak nafas ketika melihat Ahok terjungkal karena tak pernah diberitahu (tak mau tahu?) Anomali di depan mata.

Pegang terus Idealisme dan lihatlah juga realitas Ahok. Jangan lupa pakailah celana saat bekerja. Salam damai.

--------------
Pebrianov9/2/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun