Mohon tunggu...
Gunawan S. Pati
Gunawan S. Pati Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Penikmat buku dan pengamat pendidikan dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Muhammadiyah, NU dan PGRI Mundur, Pembelajaran bagi Kemendikbud

24 Juli 2020   16:26 Diperbarui: 24 Juli 2020   16:19 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelatihan guru: dokpri.

Kegiatan Program Organisasi Penggerak (POP) baru akan dilaksanakan bulan Agustus 2020 tapi sudah menuai polemik akibatnya menjadi sorotan publik. 

Program ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan meningkatkan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan. 

Dalam pelaksanaan program Kemendikbud bekerjasama dengan organisasi masyarakat (ormas) bidang pendidikan untuk menyusun proposal yang dinilai oleh tim independen. Setelah hasil evaluasi proposal yang telah disusun oleh ormas diumumkan tanggal 17 Juli 2020 kekecewaan mulai muncul.

Muhammadiyah merupakan salah satu ormas yang terpilih sebagai Organisasi Penggerak. memutuskan mundur dari program tersebut. Mundurnya ormas ini disebabkan kriteria pemilihan ormas tidak jelas, tidak membedakaan organisasi yang dibentuk oleh Coorporate Social Responsibility (CSR) dengan organisasi masyarakat.  

Tiga hari setelah Muhammadiyah mundur dari POP disusul Lembaga Pendidikan Ma'arif  Nahdlatul Ulama (NU) mundur pada 23 Juli 2020, alasannya tidak jauh berbeda dengan Muhammadiyah (Kompas,23/7/2020). 

Berselang satu hari, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) juga mundur dari POP meski proposalnya terpilih untuk berpartisipasi dalam POP. Pemilihan dan penetapan peserta POP yang tidak jelas merupakan salah satu alasan mundurnya PGRI. Hal ini sebenarnya harus menjadi pembelajaran bagi kemendikbud dalam mengeluarkan kebijakannya (Kompas. com 24/7/2020).

Mencermati pemberitaan hasil evaluasi proposal POP yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, ada beberapa evaluasi, yaitu evaluasi administrasi, evaluasi teknis substantif, evaluasi pembiayaan dan verifikasi. 

Evaluasi administrasi dilakukan oleh tim kemendikbud sementara itu evaluasi substantif, evaluasi pembiayaan dan verifikasi dilakukan oleh tim independen. Ada 324 proposal yang masuk dari 260 ormas tetapi hasil akhir evaluasi ada 183 porposal dari 156 ormas.

Sebetulnya mundurnya dua ormas besar  dan satu organisasi profesi sangat disayangkan oleh banyak pihak, Muhammadiyah,  NU dan PGRI sudah cukup lama berjuang dalam bidang pendidikan. 

Jaringan ormas dan PGRI dan jumlah lembaga pendidikan yang dimiliki mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi (PT) tersebar di seluruh pelosok Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun