Mohon tunggu...
Damar Murti
Damar Murti Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Just ordinary people... Menulis adalah bentuk ekspresi dari sebuah pengalaman dan bagian dari ide. "life only once, so use it wisely"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si "Bento" Zaman Sekarang!

21 Mei 2013   10:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:15 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Namaku Bento rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku boss eksekutif
Tokoh papan atas atas segalanya"

"Wajahku ganteng banyak simpanan
Sekali lirik oke sajalah
Bisnisku menjagal jagal apa saja
Yang penting aku senang aku menang"

Siapa yang tak kenal cuplikan lirik lagu diatas? Pasti semua mengetahuinya atau setidaknya pernah mendengarnya entah di televisi, konser, ataupun festival. Orang yang ditokohkan sebagai Bento tersebut menggambarkan sosok orang yang berkuasa, kaya raya, dan bertindak sesukanya. Kurang lebih seperti itu gambaran dari tokoh si Bento dalam lirik lagu tersebut.

Zaman sekarang banyak Bento bermunculan nongol di berita, baik berita politik hingga ke berita gosip. Saya yang menontonnya mulai jengah dengan semua ini. Adakah tontonan dan berita yang lebih mendidik ketimbang berita seperti seseorang lelaki yang berkuasa dan kaya raya dengan para "selir" gadis-gadis simpanannya...?

Tokoh si Bento zaman sekarang sebut saja seperti Achmad Fathanah yang sedang hotnya dibahas di semua pemberitaan televisi terkait suap/korupsi soal daging sapi. Yang kemudian dikenal royal terhadap beberapa perempuan dengan membagikan harta kekayaannya, berupa mobil, jam, uang puluhan hingga ratusan juta rupiah. Terakhir yang saya dengar pun malah sampai hubungan badan layaknya suami dan istri antara AF dengan para selirnya itu. Dimanakah letak nilai moral dan sosial...? Sekedar info yang saya dengar AF memiliki 40 selir wanita yang sudah diberi uang jajan puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Sebelum AF juga ada tokoh bento juga yang sebut saja Eyang Subur, yang tidak diketahui darimana asal muasal harta kekayaannya memiliki mobil dan rumah yang perabotannya semua dari emas. Ckckckck, bahkan diberitakan bahwa si Eyang ternyata seorang dukun atau guru spiritual beberapa artis Indonesia. Eyang subur pun tak mau kalah, dia memiliki 9 istri yang bersatu di dalam rumah kerajaannya.

Tampaknya cocok sekali lirik lagu Bento tersebut yang mengatakan bahwa "banyak simpanan". Hmm, sungguh itu baru 2 contoh orang Bento masa kini. Mungkin masih banyak Bento2 masa kini yang belum terkuak kasusnya. KPK semoga pekerjaanmu selalu diberkati oleh Tuhan YME.

Ada masalah sosial dibalik semua ini menurut saya, yaitu mengenai posisi wanita yang dijadikan objek oleh lelaki si Bento ini. Saya mencermati seakan-akan mereka yang berkuasa dan kaya raya mampu membeli apapun termasuk wanita. Benarkah itu? Sadarkah bahwa wanita itu sosok pribadi manusia yang Tuhan ciptakan sebagai penolong untuk kaum lelaki. Pernah dengar istilah ini "Dibalik lelaki yang sukses, ada seorang wanita yang hebat"?! Itu merupakan istilah yang tepat bahwasannya wanita merupakan penolong kaum lelaki bukan malah sebagai objek pemuas seksual para lelaki!!

Saya hampir tak habis pikir mengenai semua ini. Namun, ketika melihat dari segi si wanita yang ternyata justru "enjoy" dengan keadaan seperti ini merupakan satu hal yang kontradiktif terhadap istilah yang saya sebutkan sebelumnya. Dimana kah esensi dan keagungan suatu pernikahan yang disitu hanya terdapat 1 lelaki dan 1 wanita? tidak lebih. Pernikahan yang tidak terceraikan dan memiliki cinta yang awet sepanjang masa.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun