Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puyengnya Surya Paloh

17 Juli 2023   19:39 Diperbarui: 17 Juli 2023   19:50 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka bergabung dengan orang atau parpol yang selama ini pada posisi yang berseberangan. Menjadi ledekan berkepanjangan. Kolaborasi yang dulunya adalah rival utama. Media mereka, MetroTV itu sangat dibenci oleh pihak yang kini bersama-sama dengan mereka.

Pameo bahwa dalam politik itu tidak ada kawan atau lawan abadi, toh masih berpengaruh. Psikologis politik di negeri ini masih cukup kuat, apalagi akar rumput. Jangan kaget malah Nasdem menjadi bulan-bulanan.

Menggunakan terminologi, antitesis Jokowi juga sebuah blunder, gol bunuh diri amat telak. Bagaimanapun diralat dan diubah bahwa mereka akan melanjutkan apa yang menjadi program Jokowi sama sekali tidak mempan. Wong faktanya si calon itu pernah menjadi antitesis Jokowi yang sukses besar. Bagaimana bisa mengatakan bahwa antitesis Jokowi itu tidak ada?

Publik makin yakin bahwa Nasdem tidak lagi menjadi partai politik sebagaimana sepuluh tahun yang lalu. Bersama-sama kelompok yang selama ini berseberangan bahkan secara ideologis. Eh diperparah dengan penangkapan salah satu menterinya dengan dugaan uang yang sangat besar. Di saat bersamaan sedang mengadakan safari politik menggunakan jet pribadi.

Lagi-lagi malah memperlihatkan watak Nasdem dan Surya Paloh yang berbeda dengan tampilan waktu lampau. Susah mengubah persepsi publik dengan data   yang begitu vulgar itu. apakah ini setingan lawan? Bisa jadi demikian. Pun kini safari politik berjet mewah itu tidak ada lagi. Makin membuat publik yakin dengan asumsi dan persepsi yang ada bukan?

Persepsi antitesis Jokowi dan nama Koalisi Perubahan itu sudah sangat linier, klop, satu paket, ditambah bahwa calon dan partai yang ada memang oposan semua, kecuali Nasdem. Eh survey-survey memberikan hasil riset mereka, bahwa kepuasan publik pada Jokowi dan pemerintah bahkan lebih dari 80%. Nah, apanya yang mau diubah coba?

Di waktu yang bersamaan, JIS, stadion kebanggaan calon presiden mereka juga satu demi satu terkuak bagaimana keberadaan stadion ini tidak bisa digunakan untuk pertandingan internasional karena syarat-syarat minimalnya masih terlalu jauh. Paling jelas mengenai jalan masuk dan keluar yang sangat minim.

Eh ditambah berita dan pengakuan dari konsultan pembangunannya yang menarik diri dan menghapus JIS dari daftar prestasi mereka. Apa yang mereka sarankan tidak ada yang dilakukan. Menambah deretan kegagalan si calon dari pada capaian.

Hingga hari ini, proposan bakal calon wakil presiden ditolak oleh tokoh-tokoh yang mereka pandang mumpuni, ada Mahfud MD, Khofifah Indarparawansa, dan terakhir Mbak Yenny Wahid putri mendiang Gus Dur malah balik bertanya, memangnya Mas Anies bisa nyapres?  Menjadi aneh, mengapa orang tidak senang diajak maju dalam gelaran pilpres, padahal mereka dilamar, diajak lho.

Sebaliknya, ada yang ngebet malah mereka ogah-ogahan, sebagaimana AHY begitu vulgar menyorongkan dirinya untuk menjadi pasangan ideal untuk mengarungi pilpres 2024 bersama. Dua keanehan yang makin membuat publik malas mendukung mereka.

Wajar Surya Paloh puyeng, bak bumi dan langit apa yang dilakukan pada 2014 dan untuk 2024. Sudah pontang panting malah diledek, emang bisa nyalon? Kata Mbak Yenny Wahid lho ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun