PSE: Kominfo.go.idÂ
Sandiaga Uno (Bukan) Wapres Ngurusin PSE, Abai yang ini
Menarik apa yang menjadi pembicaraan di media pada akhir-akhir ini. Ada kisah Ferdi Sambo dengan dramanya.  Tidak boleh ketinggalan soal  pro dan kontra PSE.  Bagaimana  seolah  dunia terbelah dengan adanya pro dan kontra.
Ada menteri yang seolah wapres, atau lupa karena pernah jadi capres merasa bisa mengurusi tupoksi kementrian lain? Lucu dan aneh, ketika malah ngurusin dan komentar soal PSE. Ia mengatakan PSE dan pemblokiran jangan sak karepe dhewe.
Johnny Plate selaku Menkominfo jelas dasar hukumnya. Ia melakukan tugasnya dan itu sejatinya sudah ada sejak 2012. Sudah 10 tahun berlangsung dan jalan di tempat, eh ketika ada koleganya yang bekerja bener malah dikomentarin dengan  sadis.
Padahal di waktu yang relatif sama, Â Â Â Sandiaga Uno selaku Menparekraf justru mendapatkan ujian sangat berat. Seorag blogger Jerman menuliskan Bali tidak usah dikunjungi, karena antri pemeriksaan imigrasi selama lima jam. Pihak imigrasi bisa memberikan bukti rekaman CCTV antrian tidak sampai satu jam.
Uno, sama sekali tidak berkomentar akan hal ini. Padahal jelas dampaknya mengerikan bagi pariwisata Bali dan Indonesia pada umumnya. Jangan dianggap sepele tulisan di media sosial itu dampaknya.  Bagaimana menteri yang membawahi pariwisata hanya diam saja. Sampai hari ini sama sekali belum ada komentarnya. Padahal PSE yang bukan kewenangannya sama sekali  malah menyebut dan mengatakan aja sak penake dhewe.
Apa yang Johnny Plate itu sebuah keharusan. Negara-negara lain juga melakukan. Berbeda, jika itu hanya dilakukan oleh Indonesia sendiri. Jelas tidak demikian. program yang sudah sepuluh tahun mandeg lagi. Eh ketika diterapkan malah menteri yang koleganya nyolot.
PSE kan hanya mendaftarkan layanan, bukan sebuah upaya mengontrol konten dari layanan. Menjadi aneh dan lucu, ketika satu barisan, sama-sama di kabinet namun malah komentar minir. Harusnya saling dukung, apalagi ada juga kaitannya. Ekonomi kreatif itu perlu jaminan keamanan, salah satunya adalah PSE.
Belajar banyak hal baik dari Johnny Plate yang tidak mundur, takut, dan ngeper dengan komentar-komentar bahkan dari koleganya di kabinet. Â Ini sebuah sikap baik dan penting bagi seorang pemimpin yang tidak perlu takut pada perkataan dan pernyataan minir atas kebijakan yang diambil.
Ketegasan itu perlu konsistensi. Â Â Salah satu buktinya, bagaimana Johnny Plate tidak mundur menghadapi raksasa internasional, seperti google, meta, paypal, dan lain-lain. Â Pun kolega di kementerian, yang dilakukan Sandiaga Uno. Â Â Â
Prestasi itu biasanya dihujat, hal yang seolah menjadi tabiat bangsa ini.  Lihat saja bagaimana pejabat yang bekerja itu malah menjadi  sasaran tembak, ada Ahok, Risma, Jokowi, dan pada diam kalau mereka  yang tidak bekerja. Lihat Prabowo, Anies, atau juga  Sandiaga Uno. Kini Johnny Plate masuk kategori ini.
PSE sebagai sebuah upaya mendata penyedia jasa elektronik apa salahnya? Tidak ada. Ketika dead line terlewati dan penyedia jasa tidak mau tunduk, wajar diblokade, ini bukan sak karepe dhewe. Itu karepe peraturan perundangan.
Masukkan pada Sandiaga Uno.
Bekerjalah. Jangan molitik terus. Tiket presiden sekalipun, tidak hanya wapres akan  mendapat golden ticket. Prestasi itu yang akan membawa orang pada jabatan lebih tinggi. Lihat Jokowi, Risma, at au Ganjar kan demikian itu. Bagaimana  capaian, prestasi, dan keberhasilan itu yang membawa pada prestasi yang lebih tinggi. Prestasi membawa kursi.
Politik yang menjadi orientasi Sandi menjadikannya malah lepas fokus. Lihat saja, bagaimana visinya tidak bisa fokus. Komentar kinerja pihak lain karena akan menjadi perbincangan. Eh di bidang yang menjadi tanggung jawabnya diam saja. Orientasi politik itu yang menyesatkan pemikirannya, sehingga  orientasinya pokok tenar, ikut viral, dan terkenal.
Padahal,  jika ia profesional di kementriannya, ia sangat mungkin  diminta warga untuk menjadi presiden. Bagaimana  membangun pariwisata yang lebih baik dan menjanjikan. Apa  sih yang sudah ia lakukan untuk dunia pariwisata? Nol besar.
Johnny Plate layak berbangga. Ia besar hati tidak membalas. Bisa saja Johnny Plate membalas dengan memberi komentar mengenai blogger yang menyebarkan tulisan buruk mengenai pariwisata Bali. Atas nama blogger sebagai media yang bisa saja Johnny Plate atas nama kekuasaan berkomentar. Meskipun terlalu jauh. Sebenarnya sama dan sebangun dengan yang dikatakan Sandiaga Uno mengenai PSE dan pemblokadean.
Tetaplah bekerja sesuai konstitusi Pak Johnny Plate, jangan hanya mikir viral, tenar, dan mengejar kepentingan politik pribadi. Menunjukkan kapasitas dan kapabilitas itu penting. Semua ada waktunya, mau eksis ya ciptakan prestasi bukan semata sensasi. Apalagi  komentarin koleganya. Pansos juga si menteri mantan capres tidak laku.
Susah bagi Sandiaga Uno untuk bisa bersaing lebih ketat, kala masuk pemerintahan sama sekali tidak bisa apa-apa. Apanya yang  bisa menjadi acuan dan fakta. Kala  visi dan prestasi menjadi menteri pun nol besar.
Masih mendingan Johnny Plate yang tidak gembar-gembor mau jadi presiden atau wapres, namun capaiannya jelas dan terukur. Taat konstitusi itu menjadi kunci atas jabatan yang sedang diemban.
Â