Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sabarnya Jokowi Menanti Anies Kebak Sundukane

14 Maret 2020   21:04 Diperbarui: 14 Maret 2020   20:59 4173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pihak-pihak tertetu juga mendorong-dorong untuk menjadi sebuah simbol "oposan" dari Jokowi. Bagaimana ia sering dinarasikan dan digembar-gemborkan sebagai gubernur rasa presiden. Dan tampilan Anies menampilkan diri sebagai benar demikian.

Awal tahun adalah bencana gede benar untuk Anies, ketika banjir makin menggila. Benar bahwa curang hujan ekstrem. Luasan dan lamanya surut itu bukan soal curah hujan yang luas biasa, namun visinya nol besar. Ribut dan bersikukuh soal naturalisasi namun tidak dilakukan.

Menantang terbuka dengan menyalahkan pembangunan dan pemerintah pusat. Padahal jelas-jelas dia yang tidak melakukan apa-apa. Ia pikir semua orang bisa dikelabuhi. Anies lupa, ia itu pecatan Jokowi, artinya Jokowi memiliki catatan tebal mengenai dia.

Penebangan Monas, balap formula-E, dan berbagai kegagalan itu seolah mau ditutupi dengan kesigapannya masalah corona. Menjadi lucu dan naif adalah, ia lupa, kewenangannya tetap saja terbatas. Tupoksinya itu hanya Jakarta, jangan merasa lebih gede dari itu. Miris ketika hanya membangun narasi namun salah dan kemudian diralat atau belepotan sehingga anak buahnya yang keteteran di dalam membelanya.

Beberapa sundukan parah dalam kasus corona adalah, bagaimana ia menuding KRL dan kemudian menyatakan sebagai simulasi. Jelas ia ugal-ugalan dan menambang masalah sendiri. Berlebihan karena tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan. Pantas saja dipecat ketika menjadi menteri.

Membuat situs web dan teguran kemenkominfo seolah dianggap angin lalu. Ia melaju dan kemudian mengaku kalau ada serangan ke situs. Padahal banyak ujaran kalau memang abal-abal dan tumbang sendiri. Toh isinnya juga tidak valid.

Terbaru, ia maju seolah lebih depan dari presiden. Dengan pengumuman banyak hal. Padahal keputusannya itu juga beririsan dengan pusat, seolah ia lupa. Dan dia bukan lupa, namun sedang berlakon bagi pihak lain.

Berjalan sebagai tumbal untuk penggulingan pemerintah. Narasi yang berkembang dengan ujarannya soal genting, diperkuat dengan tingkah aneh-anehnya, membuat sinyalemen mau menjadi pendobrak makin kuat. Apalagi sudah ada dengungan presiden cuti saja ganti Anies.

Lucu dan naif adalah, ini era modern, rekam jejak terpatri kuat, bagaimana Anies sudah gagal dalam banyak hal, jelas banjir itu belum juga setahun, kini merasa paling hebat dalam menangani corona. Siapa juga yang percaya coba.

Ia akademisi, rektor, soal NF gadis kecil yang mengaku membunuh pun dia diam saja kog. Mana suaranya nol besar, itu masih dalam kapasitas ia sebagai praktisi pendidikan dan juga kepala daerah. Jelas bukan keberadaannya hanya menjadi pion bagi pihak lain.

Jokowi sedang memainkan bidaknya, membuat posisi Anies terjebak oleh langkahnya sendiri, dan menantikan siapa di baliknya. Anies ini hanya pemain, bukan pengatur skenario. Dan kegigihan Jokowi jangan dianggap angin lalu. Lihat Prabowo, mana suaranya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun