Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

DPR: Kalau Djarum Tulus, Ganti Nama, Politik dalam Drama PB Djarum

10 September 2019   09:46 Diperbarui: 10 September 2019   09:48 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anggota Dewan

Cukup lucu dan ya begitulah. Kalau Djarum tulus, ganti saja nama yayasannya. Benar dan bagus, Cuma untuk orang yang paham sepenggal masalah.

Beberapa hal patut dilihat lebih jauh.

Bedakan PT Djarum, Djarum Foundation, dan PB Djarum. Seolah campur aduk, dan sangat mungkin juga memang campur aduk, demi iklan dan jualan. Itu sangat mungkin. Namun menjadi hal yang aneh dan lucu ketika dengan mudah meminta yayasan berganti nama.

Pertama ini soal kepemilikan, pemilik Djarum tentu bangga jika nama yang ia miliki dan legendaris itu selalu berkibar. Soal nama orang bisa sangat fanatik. Jangan bicara pujangga Timur Tengah, apa arti sebuah nama.

Memang akan mudah diterima pasar jika tiba-tiba berganti. Ingat para Kners tentu paham bagaimana menulis di K dan blog pribadi atau blog lainnya. keterbacaan jauh di bawah jika bukan di K dengan isi sama dan penulis sama. Ini soal brand. Mereka ada yuzu, ada blibli, toh itu perlu waktu.

Beberapa pembicaraan juga mengatakan kalau Djarum sudah mau menanggalkan atribut yang ditengarai itu adalah merujuk pada rokok, toh ditolak. Artinya bukan lagi soal nama dan logo, ada lain yang dimaui pihak yang menolak penggantian Djarum.

Mengatakan kalau tulus, ini bagus. Kalau dewan juga tulus bekerja, silakan kurangi malingannya dan ambil alih tugas Djarum. Bangsa ini kaya raya kog, hanya karena ketamakan elit saja akhirnya banyak kebobrokan demi kebobrokan, termasuk dalam dunia olah raga. Silakan anggota dewan jangan menuntut orang tulus, silakan kalian juga tulus.

Seto Mulyadi

Djarum kayak anak kecil, ngambeg. Lucu lagi komentar ini, harusnya ia berkomentar sisi di mana ia ahli, yaitu anak-anak. Malah mengolok Djarum yang ada pada posisi "kalah." Mereka ini pada posisi mengeluarkan dana, susah payah, dan ketika dinyatakan melakukan eksploitasi anak dan menurut kog malah dinyatakan ngambeg. Jelas tidak pada ranah yang tepat.

Artikel ini bukan membela Djarum, toh mereka juga untuk dengan polemik ini. Mereka juga  lebih untung lagi karena jelas tidak perlu banyak beaya untuk audisi, hanya maumempersoalkan ketika orang-orang politik jauh lebih riuh rendah pada ranah yang salah. Kini Djarum sudah menutup peluang, ya ciptakan peluang baru sebagai solusi bagi perbulutangkisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun