Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengakuan Yusril dan Kampanye GBK, Kamikaze Massal 02

10 April 2019   08:46 Diperbarui: 10 April 2019   09:13 4857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Payah kalau mau dinilai, secara sepintas memang sukses dengan kehadiran simpatisan, atau jemaah tepatnya? Entahlah, pokoknya massanya cukup menjanjikan. Mau berapa itu bukan menjadi yang utama.

Beberapa hal yang malah merugikan. Kamikaze jadinya.

Kemarahan Prabowo jelas menjadikan kesejukan ibadah berubah warna. Awalnya putih bersih menjadi kemarahan yang sangat tidak elok, orang baru usah beribadah kog ngamuk. Ke mana buah dari ibadah itu?

Capres meninggalkan pidato  dari orang yang mau dijemput. Ini serius, jangan dianggap sepele, ia menjanjikan  menjemput tokoh itu, sedangkan pidatonya ia tinggalkan. Ini soal konsistensi yang tidak bisa dianggap sepele.

Jika mau menjemput berarti ada perhatian, salah satu bentuk perhatian itu akan mendengarkan jika ia berbicara, apapun sarana dan kondisinya. Ini malah pergi jelas bahwa hanya kalimat kosong apa yang ia nyatakan itu.

Menjemput sangat mungkin hanya trik untuk mendapatkan limpahan suara dari para pengikutnya yang memang militan. Sangat disayangkan jika itu semua lepas.

Bentuk kemarahan atas dugaan tudingan soal kualitas keagamaannya sangat mungkin juga. Apalagi rekam jejaknya yang temperamen susah untuk dibantah bukan? Tersinggung akut, tetapi tidak mengatakan menjemput jelas kerugian besar. Tidak ikuti pidatonya, hanya media yang akan teriak. Toh sangat mudah diklarifikasi.

Soal pemisahan jemaat sholat, ini seolah sepele, namun jika mau berpikir jernih ini bukan zaman batu, yang masih harus teriak-teriak, apalagi jika itu adalah ibadah, semua sudah paham bahwa laki-laki-perempuan dipisahkan. Lah undangan resepsi saja sudah ada yang demikian kog. 

Apalagi alat komunikasi sudah canggih, panitia juga berlimpah. Kesulitan itu kog lebih cenderung mengada-ada.  Ingat ini bukan soal mengulas sholatnya, namun perilaku politikusnya yang maaf bodoh.

Reaksi Demokrat juga memperlihatkan jarak yang makin jelas dan nyata ada masalah di sana. Sangat mungkin ada benarnya bahwa ada kemungkinan SBY dan gerbong mau angkat kaki. Banyak data dan fakta yang memberikan dukungan bahwa arah ke sana makin jelas.

Teguran terbuka jika dua atau tiga hari sebelumnya saja sudah telat, apalagi ini, baru dinyatakan dalam  hitungan jam sebelum acara, jelas tidak akan bisa berbuat lain tim di koalisi 02. Apa yang ditampilkan itu jelas demi kepentingan Demokrat yang mau mendapatkan point sebagai  partai nasionalis, Berbhineka Tunggal  Ika dan juga tidak mau diseret kampanye eksklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun