Keenam, mengaku religius, agama, pembela agama, pembenci penista agama, namun buah dari agama paling sederhana sekalipun, yaitu bertanggung jawab saja nol besar. Apalagi jika mau melihat itu sebagai sarana Tuhan untuk membina agar mampu hidup dengan sederhana, sabar, rendah hati, dan menjaga lisan dan perbuatan. Ternyata jauh dari itu semua.
Masih saja berkicau soal Ahok, memfitnah penegak hukum, memfitnah pemerintah dan negara. Merasa bahwa ia paling menderita, tanpa menyadari bahwa ia terlibat atas keadaannya kini di dalam penjara itu. Sama sekali tidak merasa bahwa kondisi itu karena perbuatannya sendiri. Merasa jemawa, paling hebat, dan pintar.
Kog tidak belajar menjadi pribadi yang memiliki jiwa ksatria, malah menjadi pribadi munafik, berkedok demokrasi dan HAM segala. Ke mana ketika kalian menyeret Ahok dulu?  Meminjam ala Pak Beye, come on, ayo bangun, jangan merengek seperti bayi minta tetek.
Bertanggungjawablah sebagai laki-laki sejati. Jangan menuding dengan tangan teracung namun menangis meraung ketika di hadapkan pada tudingan yang sama. Mana jiwa yang mengaku pembela agama, namun abai peran Tuhan di dalam seluruh tatanan dan perihidup manusiawi?
Eh pribadi-pribadi tidak bertanggung jawab  kog di seberang Jokowi semua, jadi sekali lagi Jokowi, satu kali lagi Jokowi saja. Pilihan makin jelas bukan?
Terima kasih dan salam