Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kelucuan Buni Yani dan Ahmad Dhani, Mengapa Selalu Mengaitkan dengan Ahok?

21 Februari 2019   20:14 Diperbarui: 21 Februari 2019   20:17 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cukup aneh dan lucu keberadaan dua narapidana ini. Apa yang  mereka alami adalah atas buah dari perilaku mereka bertiga. Dari ketiga nama itu hanya satu yang menerima dengan hati terbuka sebagai konsekuensi atas ucapannya. Ingat ini bukan soal perdebatan benar salah, namun perilaku di dalam menjalani apa yang harus mereka tanggung.

Beberapa kali Dhani mengeluhkan karena merasa dikriminalisasi, dipidana atas perilaku pemerintah yang antikritik dan sebagainya dan seterusnya. Usai menjalani pemindahan, karena kasus lain, juga mulutnya yang kotor, padahal dulu juga mengatakan Ahok begitu, mengeluhkan penjara yang tidak manusiawi, penjara yang kotor. Dan lucunya mengeluh bahwa ia dikentuti. Lha selama ini maaf  mulutnya lebih busuk dari sekadar aroma angin dari perut.

Mual membaca apa yang dikatakan dan dinyatakan dalam media sosial. Kini ketika ia mengalami yang sebaliknya, mengapa ngoceh tidak karuan? Apakah lupa bahwa bermain apa terbakar, dan bermain air basah, menabur angin akan menuai badai?

Buni Yani juga setali tiga uang, usai bebas merajalela selama kurang lebih dua tahun. Kini merasakan dinginnya penjara, meradang. Menanyakan apa penah Ahok tampak di penjara. Cukup menarik, apa yang ia nyatakan itu. Ke mana saja  ia selama Ahok di penjara, bukannya ia aman di luar dan masih berbicara seenaknya sendiri. Ahok tidak mengeluhkan apapun.

Kini ketika BTP bahagia, ia merana di penjara  bersatu dengan pembunuh, pecandu narkoba, katanya sih. Mengapa Ahok dibawa-bawa? Coba ia tidak membakar massa dan menyeret Ahok masuk penjara, BY juga aman dan tidak masuk penjara bukan? Mengapa tidak tanya Ahok mengapa mampu bertanggung jawab? Aneh dan lucu pola pikirnya. Orang yang ia seret mampu menerima keadaan, mengapa kamu yang menyeret malah mengeluh dan seolah-olah curiga dan iri Ahok tidak di penjara.

Ada kelucuan dan kerancuan. Pertama, orang bangga ada photo di dalam penjara, ala AD, lha ini kamu yang sesat kog mengapa malah menuduh Ahok tidak di dalam penjara. Yang melanggar itu yang ada photonya. Tidak bisa menjadi pembenar bahwa yang tidak ada photonya tidak di penjara.

Luar biasa bodoh atau memang tidak punya otak jika mengatakan karena tidak ada photo berarti tidak ada di penjara. Silakan dewasa dan bertanggung jawab jangan menggumbar kebencian berseri-seri terus.

Kedua, sikap tanggung jawab yang tidak mau diemban. Sikap memalukan dan memuakan khas kanak-kanak. Merengek dan menuduh-nuding pihak lain. Mengapa Ahok lagi? Mengapa kalian tidak tanya dan belajar bagaimana hati BTP bisa bertanggung jawab? Lagi-lagi otak somplak ala Mbah Peank.  Siapa berbuat malah berteriak seolah pahlawan, padahal pecundang.

Ketiga,  aneh dan somplak di mana pelaku kejahatan merasa pahlawan, dan lucunya banyak pembela dari kalangan sesama somplak.  Ke mana 212 dan gerbongnya yang dulu mengamini kata BY atau bersama-sama dengan Dhani, termasuk Fadli Zon dan kawan-kawan. Berteriak serentak pemerintah otoriter, pemerintah antikritik, padahal sama sekali tidak nyambung dengan apa yang mereka lakukan sama sekali.

Keempat, ke mana kegagahan ketika berbicara seolah tidak salah, paling saleh, paling suci dan menuding piahk lain seolah-olah sampah yang layak ditendang ke sana ke mari. Angin yang kalian tebar itu kini kalian tuai. Coba bijak dan mau sedikit saja bersikap jika itu aku dan keluargaku? Semua tidak akan terjadi bukan?

Kelima, ke mana koalisi 02 yang selama ini seolah adalah penegak hukum paling hebat di muka bumi? Kog langsung hilang bak ditelan tsunami saja. Mana batang hidungnya, ketika komentar saja sama sekali tidak ada. Habis manis sepah dibuang. Kalian masuk sel, ya sudah tanggung sendiri.

Keenam, mengaku religius, agama, pembela agama, pembenci penista agama, namun buah dari agama paling sederhana sekalipun, yaitu bertanggung jawab saja nol besar. Apalagi jika mau melihat itu sebagai sarana Tuhan untuk membina agar mampu hidup dengan sederhana, sabar, rendah hati, dan menjaga lisan dan perbuatan. Ternyata jauh dari itu semua.

Masih saja berkicau soal Ahok, memfitnah penegak hukum, memfitnah pemerintah dan negara. Merasa bahwa ia paling menderita, tanpa menyadari bahwa ia terlibat atas keadaannya kini di dalam penjara itu. Sama sekali tidak merasa bahwa kondisi itu karena perbuatannya sendiri. Merasa jemawa, paling hebat, dan pintar.

Kog tidak belajar menjadi pribadi yang memiliki jiwa ksatria, malah menjadi pribadi munafik, berkedok demokrasi dan HAM segala. Ke mana ketika kalian menyeret Ahok dulu?  Meminjam ala Pak Beye, come on, ayo bangun, jangan merengek seperti bayi minta tetek.

Bertanggungjawablah sebagai laki-laki sejati. Jangan menuding dengan tangan teracung namun menangis meraung ketika di hadapkan pada tudingan yang sama. Mana jiwa yang mengaku pembela agama, namun abai peran Tuhan di dalam seluruh tatanan dan perihidup manusiawi?

Eh pribadi-pribadi tidak bertanggung jawab  kog di seberang Jokowi semua, jadi sekali lagi Jokowi, satu kali lagi Jokowi saja. Pilihan makin jelas bukan?

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun