Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Drama Nol Dua, dari Saweran hingga Kartu Suara Tujuh Kontainer

4 Januari 2019   09:00 Diperbarui: 4 Januari 2019   09:39 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pilpres makin dekat, masih sangat minim informasi  mengenai program kerja, atau hal yang baru dari masing-masing paslon. Saling sikut dan serang, tesis-antitesis, dan aksi-reaksi saja, satu pihak membuat kesalahan, sisi sebelah menggoreng ke mana-mana. Haduh apa yang mau diperoleh dengan politik model beginian.

Salah satu yang aneh dan lucu dari sisi koalisi nol dua, di mana kini riuh rendah di dalam. Satu isu yang menyerang rekan koalisi, dijawab dengan menyerang rival yang tidak tahu apa-apa. Beberapa pihak percaya dan yakin jika pola kampanye mereka duplikasi cara kampanye Donald Trump.

Urusan uang yang seolah menjadi yang utama. Dulu, awali prapendaftaran, ketika penentuan cawapres, mereka sudah riuh rendah dengan tudingan jenderal kardus. Kardus di sini berkaitan dengan uang, di mana ada yang menuding  Sandi membayar dua parpol lain untuk memberikan surat pas atas pemilihan namanya untuk menjadi bacawapres. 

Tudingan serius namun dinilai biasa saja bagi Bawaslu. Normatif, tidak terbukti, padahal yang mengucapkan belum diperiksa.

Berkaitan dengan uang ini juga masih berlanjut, ketika mereka yang kaya raya itu meminta saweran dari para pendukungnya, atas nama demokrasi partisipatif. Sah-sah saja sih, namun tampaknya reaksinya tidak cukup signifikan. Persoalan yang sama masih diulang.

Menanyakan kesanggupan parpol pengusung untuk saweran, namun jawaban justru jauh dari harapan. Ada yang mengatakan jika justru parpol yang mau dibantu, lha kardus berarti ada indikasi dong? Bantuan parpol sebagai jawaban atas partisipasi parpol untuk pilpres. 

Komitmen mengusung jadi mereka juga mengampanyekan capres-cawapres mereka dengan sepenuh daya. Dana itu dialokasikan dalam APK dan dana sosialisasi.

Akibat pernyataan di depan publik, mereka  berpikir hal ini melemahkan semangat kader terutama yang di daerah. Mereka telah menyematkan nama dan gambar paslon capres, namun dengan mempertanyakan dana itu malah melunturkan semangat mereka.

Partai lain  mengatakan bahwa mereka sudah jauh lebih dari sekadar dana untuk penyalonan pasangan ini. Mereka mengatakan hal itu jelas berdasar, karena dukungan merekalah pasangan itu bisa maju mendaftar ke KPU. Jawaban nyesek yang tidak diharapkan tentunya. Uang dan uang yang menjadi orientasi.

Cukup menarik apa yang menjadi pembicaraan berulang ini,

Bagaimana mereka fokus pada uang, susah yakin mereka tidak akan juga bicara uang ketika memegang kekuasaan dan anggaran.  Hal yang sangat normal ketika orang berbicara balik modal dari apa yang telah ia keluarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun