Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Sengkarut Karena Dua Parpol dan Politikus Baper

14 Desember 2018   17:21 Diperbarui: 14 Desember 2018   17:42 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Makin hari, keberadaan koalisi 02 mengarah ketidakjelasan. Bagaimana mereka memang dibangun di atas dasar yang tidak solid. Kesamaan asal bukan Jokowi membuat mereka kalang kabut. Belum lagi rebutan posisi dan akhirnya semua tidak dapat. Sebenarnya dasar awalnya karena ada dua posisi tokoh utama mereka yang membuat keadaan makin kacau.

Beberapa hari terakhir ini, media dipanaskan dengan pembicaraan mengenai kader dan elit PAN daerah yang memilih mendukung koalisi 01 berbeda dengan kebijakan DPP partai PAN. Hal  yang banyak dinilai sebagai pilihan realistis.

PAN

PAN lebih cenderung "terpaksa" sebenarnya mendukung dan ikut koalisi 02, di mana mereka toh kemarin juga masuk  dalam kabinet. Nyaman selama kisaran tiga tahun, dan tahu dengan baik keadaan pemerintah, sejatinya pribadi dan individu di sana tentu suka cita mendukung pemerintah dan pasangan JK-KHMA. Pilihan yang lebih realistis dijadikan dasar di mana mereka melihat kinerja.

Faktor Amin Rais saja yang membuat PAN malah kacau seperti ini, berimbas pada koalisi 02. Bagaimana mereka bisa fokus memenangkan koalisi yang mereka dukung, ketika mereka asyik untuk membela diri dengan belepotan soal membelotnya kader mereka.

Bapernya satu orang yang merasa ditolak di periode lalu, berimbas pada banyak sekali kejadian. Jangan salahkan pihak lain, jika kacau balau dan tidak jelas mau ke mana arah kampanye mereka. Ini persoalan pribadi yang kemudian menjadi persoalan partai dan akhirnya  koalisi kena imbas.

Hal yang susah diterima akal, ketika malah ada tuduhan kalau itu adalah meminta orang dan diberi jaket PAN untuk mengadakan deklarasi. Ini zaman modern, bukan zaman batu, kamera sangat murah, wajah-wajah bisa dengan gampang dideteksi dan dicari pembandingnya. Itu sangat sederhana.  

Cukup lucu lagi ketika mau membela diri dan kemudian menuding media tidak adil berkaitan dengan pemberitaan 212. Lha katanya bukan kegiatan politik, kog sekarang dibandingkan dengan jelas pilihan politik, yang berarti juga kegiatan politik. Satu lagi aktivitas, pilihan, dan pernyataan mereka bantah sendiri.

Alasan yang sama dikemukakan yang memilih pendukung 01, bahwa pemerintah telah menunjukkan hasil positif yang cukup baik. Sayang jika dihentikan dan nantinya malah mengulang lagi dengan tidak jelas, (Jakarta sebagai cermin mungkin). Pilihan bijak, bukan semata demi kekuasaan, namun memikirkan bangsa dan negara (toh mikir demi keterpilihan pileg mereka juga).

Demokrat

Faktor relasi SBY dan Mega menjadi dasar keberadaan mereka berseberangan. Namun di sisi lain, SBY sebagai politikus ulung dalam seni berhitung, ia tahu susah untuk melihat kemenangan dalam koalisi yang terpaksa mereka dukung. Kepentingan 2024 saja membuat mereka mau dengan berat hati berlabuh di sana. Hingga hari  ini belum ada kampanye untuk koalisi selain hanya untuk partainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun