Agama, ranah yang bertugas membangun hati dan jiwa ini tidak kalah rapuhnya, ketika berkutat pada hal-hal yang masih bersifat badaniah, belum yang mengubah hati. Bagaimana bisa orang menyontek tanpa merasa hati nuraninya terusik, padahal kurangnya apa aktivitas hidup beragama yang kurang coba.
Tabiat potong kompas, terabas, dan instan sangat terasa menjadi andalan saat ini, menggunakan cara tidak patut bukan menjadi hal yang memalukan, yang penting eksis, tenar, dan mendapatkan apa yang diinginkan.
Apakah bangsa ini akan selalu saja berkutat pada tebar pesona yang berpangkal dan berujung pada kebanggaan diri semu itu terus? Semua ada di tangan kita sebagai bangsa.
Salam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!