Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Melihat Peluang Cawapres Prabowo

5 Mei 2018   17:20 Diperbarui: 5 Mei 2018   17:45 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: idet.org.mx)

Melihat peluang cawapres Prabowo, militer, partisan, atau nonpartisan, tentu mengandung segala risiko dan kemungkinan dengan melihat latar belakang dan pengalaman Prabowo sendiri. Salah satu hal pokok yang patut menjadi perhatian adalah sosoknya bisa melengkapi "lobang" yang dimiliki Prabowo. Sikap ngompilti menjadi penting dan utama.

Militer, ada dua pribadi yang cukup terbuka dengan pilihan sangat realistis pada pribadi Gatot N, sedang AHY, nampaknya cukup sulit bisa menggeser sang mantan panglima. Hal yang tidak membuat makin komplet  karena sama-sama militer. Lucu lagi dengan jenderal penuh menjadi wakil bintang tiga.

Tentu ada ganjalan psikologis secara militer. Kecil kemungkinan bisa terjadi kondisi di mana pasangan Prabowo dengan Gatot Nurmantyo. Beda kasus jika gatot dijadikan capres alternatif, bisa lain kajian jika demikian.

Partisan. Cukup banyak nama yang bisa menjadi calon wakil. Dari PKS ada sembilan, bisa juga PAN dengan Zulkifli Hasan, ada pula kemungkinan Imin dengan PKB-nya. Dari nama-nama tersebut, ada Aher yang cukup mumpuni dibandingkan yang lain-lainnya.

Dimulai dari Imin dulu. Melihat gelagat sangat dinamis dan cairnya politik PKB, kalau tidak terlalu vulgar mengatakan bisa ke mana-mana dan tidak ada pijakan yang jelas, bisa saja Imin melompat dari gaungnya selama ini menjadi wakil Jokowi. Efek panjang jika memilih nama ini, bagamana PKS yang selama ini selalu bersama tersingkir. Hal yang sangat merugikan.

Zulkifli Hasan, pertimbangan yang identik dengan Imin, di mana kebersamaan yang dijalin bisa dirusak oleh keputusannya usai jadi ketua umum PAN. Keuntungannya adalah sosok Amien Rais yang memiliki gerbong cukup kuat juga. Namun ini justru potensial merusak harmoni selain dengan PKS, juga dengan faksi PAN sendiri. Tentu hal yang sangat tidak bermanfaat bagi kebersamaan mengusung Prabowo.

Aher, mengapa, Aher? Ketokohannya cukup unggul dibandingkan delapan nama laiinya. Relatif lebih bersih dari banyak isu yang mewarnai PKS, baik faksi di dalam tubuh sendiri, ataupun potensi lainnya yang bisa menjadi penghambat. Pengalaman birokrasi dengan menjadi gubernur dan dewan jauh lebih mumpuni dari nama-nama lainnya.

Mampu melengkapi apa yang Prabowo tidak miliki,, yaitu mengenai birokrasi, politik menghadapi dewan, dan tentu menghadapi massa yang interaksi langsung Prabowo masih cukup minim. Layak untuk menjadi prioritas sebenarnya.

Nonpartisan, bisa profesional, bisa birokrat tanpa partai, dan banyak bidang yang bisa menjadi pendamping yang meningkatkan  kemungkinan dan keterpilihan. Ada nama  Anies Baswedan yang banyak digadang-gadang dna muncul ke permukaan, termasuk pujian Amien Rais. Sangat wajar. Namun perlu dilihat bagaimana kemungkinannya ke depannya.

Nonpartisan sangat riskan, karena mengecewakan PKS yang sudah demikian lama "dipinggikan", mosok akan mengulang Pilkada DKI lagi dna juga pilpres 2014, ingat kemenangan Jakarta tidak serta merta identik dan bisa menjadi pola pemenangan yang sama. Bahaya bagi partai yang merasa ditinggalkan. Potensi menggerakan mesin setengah semangat bisa menjadi bumerang.

Prestasi menjadi gubernur juga kalau mau jujur dan pasti mereka juga tahu kog, tidak ada, selain kontroversi dan ya begitu saja. Tidak ada yang dibanggakan untuk menjual di level lebih tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun