Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Kota Pompeii adalah Kota Sodom dan Gomorah ?

13 Maret 2022   11:03 Diperbarui: 1 April 2022   05:59 20570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Hari Selasa, 28 Mei 2018 Tim Arkeolog Kota Pompeii, Italia menemukan kerangka dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Penemuan ini memunculkan spekulasi bahwa kota ini adalah Kota Sodom yang dimaksud dalam kisah Nabi Luth A.S. 

Dalam Al Qur'an secara jelas " Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri Kaum Luth itu yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi." [Surat Hud Ayat 82]. 

Dalam kitab suci Injil dijelaskan "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman k  tanah Sodom dan Gomora l  akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu" Matius 10:15.

Sejarah Kota Pompeii

Kota Pompeii ditinggali pada abad ke-6. Konon orang Italia menemukan daerah ini dan membangun 5 perkampungan. 

Oleh karena itu, Kota ini diberi nama Kota Pompeii yang artinya 5. Luasnya 67 Ha, memiliki daratan dan lautan serta Gunung yang paling terkenal adalah Gunung Vesuvius. Tanahnya sangat subur, sehingga Sebagian besar mata pencaharian disana ada Bertani, beternak dan menjadi nelayan. 


Dibangun Pelabuhan sebagai pintu keluar masuk dan berdagang disana. Dari sinilah Bangsa Yunani masuk ke Kota Pompeii dan membawa budaya mereka. Akulturasi budaya tersebut menghasilkan keyakinan baru berupa keyakinan menyembah Dewa Apollo masyarakat Pompeii.

Kota Pompeii memiliki pertautan yang erat dengan Romawi sejak 450-370 SM. Perkembangan kota ini semakin pesat, mereka membangun bangunan mewah, tempat public, hotel, teatro grande, stabian baths. 

Meski memiliki kedekatan dengan Romawi, penduduknya justru tidak mendapatkan perlakuan khusus dari Kaisar. Akhirnya mereka berontak pada Romawi 80 SM. Sayangnya, penduduk Pompeii kalah dan wilayah tersebut ditaklukkan oleh kekaisaran Romawi.

Sejak saat itu, mereka menggunakan Bahasa Latin sebagai Bahasa keseharian dan mulai menyembah Dewi Venus yang melambangkan cinta dan kesuburan. 

Dalam literatur sejarah, tanggal 5 Februari 62, kota ini dilanda gempa yang menghancurkan sejumlah bangunan. Padahal saat itu, mereka sedang mengadakan ritual kekaisaran Augustus dan upacara penghormatan arwah penjaga kota.

Tahun 79, Gunung Vesuvius erupsi selama 2 hari 2 malam dan Lahar panas mengepung kota ini yang mengakibatkan kota ini terkubur lahar sedalam 6 meter.

Sejak saat itu, Kota Pompeii seperti hilang dari peradaban. Mereka yang selamat dari bencana ini mencari keberadaan Kota Pompeii hingga 1600 tahun. 

Hingga tahun 1748, jejak kota ini ditemukan karena ketidaksengajaan saat orang-orang akan membangun jalan disana. Jejak peninggalan kota ini meninggalkan beberapa barang berharga seperti perhiasan dan benda mewah lainnya. Pencuri memanfaatkan tempat ini sebagai lahan basah.


Sebagian besar ahli mengatakan jika kota ini adalah Sodom dan Gomorah. Mengapa demikian?

Diceritakan bahwa Sodom dan Gomorah dibangun dari 5 pemukiman, air dan tanahnya cocok untuk bercocok tanam. Kota ini menjadi besar, kaya dan Makmur tapi menyimpang dari ajaran Tuhan. 

Perilaku mereka sangat keji, sering berbuat onar, dan menganiaya kaumnya sendiri. Beberapa ahli sejarah, arkeolog dan ilmuwan menduga bahwa Kota Pompeii memiliki kemiripan sejarah dengan Sodom dan Gomorah.

Ahli mendalami makna dan sejarah Kota Sodom dan Gomorah. Ada 3 hal yang ditemukan di Kota Pompeii :

Karya seni erotis

Sumber : Liputan6.com
Sumber : Liputan6.com

Sumber : Liputan6.com
Sumber : Liputan6.com

Sumber : votecamejo.com
Sumber : votecamejo.com

Penemuan karya seni ini menunjukkan perilaku yang sama dengan kaum Sodom. Dalam penemuan puisi, patung dan kesenian lainnya mengungkap bahwa perempuan yang hidup disana tidak mendapat perlakuan yang manusiawi, diskriminasi dan tidak memiliki haknya. 

Perempuan disetarakan dengan budak. Dalam beberapa catatan sejarah, saat Romawi datang ke Kota Pompeii, penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. 

Untuk menambah populasi laki-laki di kota ini, pria diperkenankan untuk melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan yang ditemui dimanapun. Ditemukan lukisan pria dan wanita yang tidak berpakaian sepanjang dinding yang memagari kota. 

Lukisan itu menunjukkan posisi bercinta yang sedikit berbeda dan terkesan aneh. Lukisan itu tidak diperbolehkan menjadi konsumsi public oleh pemerintah Italia. Tahun 1752 ditemukan patung manusia setengah kambing yang berhubungan badan dengan kambing betina. 

Selain itu, ditemukan pula patung yang berbentuk alat kelamin laki-laki, patung pria tanpa busana dengan alat kelamin yang sangat besar. Ahli sejarah menyimpulkan jika Kota Pompeii maju bukan karena moralitasnya.

Bangunan Tempat Maksiat

baslibrary.org
baslibrary.org

Dalam penemuan sejarah, terdapat 25 tempat brothels of Pompeii atau tempat prostitusi. Lunaphar adalah bangunan yang paling dikenal dan paling besar disana. Brothels Lunaphar ditemukan banyak lukisan erotis. 

Lunaphar memiliki 10 kamar dengan hiasan dinding bertuliskan pria dan wanita tunasusila yang menjadi idola dan favorit disana. Arkeolog menyimpulkan bahwa mereka yang dipekerjakan di Brothels merupakan budak miskin dan orang-orang dari luar Kota Pompeii.

Homoseksual dan Pedofilia

sumber :wanderlust.coom
sumber :wanderlust.coom

Masyarakat disana memiliki kebiasaan untuk melakukan hubungan homoseksual. Penelitian tahun 2017 menemukan 2 mayat laki-laki yang sudah menjadi batu dalam posisi berdekatan dengan posisi laki-laki pertama meletakkan kepalanya di dada laki-laki kedua. 

Ada kemungkinan dua mayat itu adalah ayah dan anak. Hasil test DNA membuktikan ketidakcocokan keduanya. Dan diperkirakan dua mayat laki-laki ini berusia 18 dan 20 tahun. 

Mereka beranggapan hubungan seksual adalah hal yang manusiawi dan dapat dilakukan terhadap siapa saja termasuk anak kecil perempun dan laki-laki. 

Kasta bawah biasanya menjadi korban pemerkosaan. Dan saat itu kekaisaran Romawi mengizinkan bayi yang tidak dikehendaki kehadirannya dibuang hingga meningggal.

Sampai dengan saat ini, arkeolog dan peneliti sedang melakukan penelitian lebih mendalam. Jadi bagaimana mungkinkah Pompeii ini adalah Sodom dan Gomorah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun