Hari ini tepat pukul 11:00 WIB, heboh emak-emak teriak dan bergegas serbu minimarket. Sosial media, status Whatsapp, dan lini media heboh. Emak mengajak anak dan bapaknya untuk menjinjing kantong plastik bertuliskan minimarket terkemuka di Indonesia.
Isi kantongnya minyak goreng 2 pouch ukuran 2 liter dengan berbagai merek. Bahkan ada yang menjinjing jerigen minyak goreng ukuran 5 liter.
Tak tanggung-tanggung ada teman kantor yang rela mengantri di minimarket Bendungan Hilir dan Sudirman Jakarta hanya untuk mendapatkan minyak murah demi istri tercinta.
Bahkan satu diantara mereka ada yang rela berpindah-pindah minimarket untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga Rp. 14.000 per liter. Sebenarnya ada apa ya?Â
Mari kita lihat ada fenomena apa sebenarnya? Searching google on process...Â
Sebelumnya harga minyak melambung tinggi mulai dari Rp.38.000 - Rp. 40.000 per 2 liter. Sebab musabab harga minyak naik adalah harga minyak nabati dunia yang melonjak naik menjadi US$ 1.340/MT.
Kenaikan harga Crude Palm Oil/CPO berpengaruh terhadap harga minyak goreng.
Alasan lain mengapa harga minyak adalah kewajiban pencampuran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar program B30. Krisis minyak goreng juga dipengaruhi oleh krisis energi yang terjadi di Uni Eropa, Tiongkok dan India karena pandemi COVID-19.
Seperti buah simalakama, disatu sisi pukulan berat untuk pemerintah karena fokus yang sedang dijalankan saat ini adalah vaksinasi COVID-19 untuk mengembalikan perekonomian, ditambah lagi dengan adanya serangan kenaikan harga bahan pokok kebutuhan sehari-hari terutama minyak goreng.