Air Zamzam : Air Purba dari Pegunungan Alpen Sekaligus Air Mineral Terbaik Dunia
Di tengah zaman yang semakin kompleks dan penuh tantangan ini, ada satu elemen mendasar yang justru luput dari perhatian banyak orang yi air bersih. Air adalah kebutuhan paling vital dalam kehidupan manusia, tetapi ironisnya, kita hidup di negeri yang air ledengnya tidak bisa langsung diminum. Karena itu, industri air minum dalam kemasan (AMDK) berkembang pesat dan menjadi salah satu sektor paling tahan resesi di Indonesia.
Sejarah mencatat kemunculan industri air mineral modern di Indonesia dirintis oleh PT Golden Mississippi dengan merek dagang AQUA pada awal tahun 1970-an. Kini, industri ini telah tumbuh menjamur dengan ratusan merek lokal dan nasional yang berlomba-lomba mengklaim keunggulan - mulai dari asal sumber mata air, kebersihan, kandungan mineral, hingga proses pemurnian canggih. Klaim-klaim seperti "air dari gunung legendaris", "ter-higienis", "alami", dan sebagainya menjadi senjata pemasaran yang seolah tak pernah kehabisan amunisi. Tak heran, karena air memang komoditas universal, murah, namun bernilai sangat tinggi jika dikemas dengan narasi yang kuat.
Namun di tengah gempuran pasar dan iklan komersial itu, ada satu jenis air yang justru tidak dijual dan tidak dikomersialkan, tetapi memiliki reputasi spiritual dan ilmiah yang luarbiasa, yi air Zamzam dari kota suci Mekah. Air ini bukan hanya simbol kesakralan dalam ibadah haji dan umrah, tetapi juga diklaim memiliki kualitas fisik dan kimiawi yang unggul dibandingkan air mineral manapun di dunia.
Pengalaman Personal dan Kekaguman pada Air Zamzam
Cerita ini bermula dari seorang teman yang baru saja pulang menunaikan ibadah haji. Sebagaimana tradisi, ia membawa oleh-oleh air Zamzam dalam botol bekas air mineral merek lokal, karena air suci ini memang tidak dikemas secara komersial. Ketika penulis mencicipinya, rasa air itu memang tidak berbeda secara signifikan dibandingkan air mineral pada umumnya - tidak ada rasa manis, asam, atau pahit. Namun, pengalaman itu menyadarkan bahwa keistimewaan air Zamzam bukan terletak pada rasanya, melainkan pada asal usul, nilai spiritual, dan fakta ilmiahnya.
Teman jadul saya, Ir. Tagor Pane, seorang insinyur air tanah yang pernah menimba ilmu di New Delhi, India, mengungkap fakta yang cukup mengejutkan : air Zamzam adalah air purba yang usianya diperkirakan mencapai lebih dari 3000 tahun. Berdasarkan teknologi pemetaan satelit, ditemukan bahwa mata air Zamzam di bawah Masjidil Haram merupakan bagian dari sistem aliran air bawah tanah purba yang berasal dari Pegunungan Alpen di Eropa. Sungai bawah tanah ini membentang ribuan kilometer dan muncul di tanah gersang Mekah sebagai mata air yang tidak pernah kering, meskipun digunakan oleh jutaan orang setiap tahunnya.
Perspektif Ilmiah tentang Air Purba dan Zamzam
Studi geohidrologi dan pemetaan sumberdaya air bawah tanah telah banyak mengungkap misteri air purba. Air yang disebut "fossil water" atau air purba ini biasanya tersimpan dalam akuifer dalam selama ribuan hingga jutaan tahun. Ciri khasnya adalah kestabilan kualitas kimiawi, bebas kontaminan modern seperti e-coli, logam berat, atau residu pestisida. Air Zamzam termasuk dalam kategori ini. Bahkan dalam beberapa penelitian, air Zamzam memiliki kandungan mineral alami yang seimbang serta sifat anti-bakteri alami.
Arab Saudi sendiri menyadari pentingnya menjaga kemurnian air Zamzam. Pemerintah melakukan pengawasan ketat terhadap pengeboran dan distribusi air ini, termasuk melalui fasilitas pemrosesan di King Abdullah Zamzam Water Project. Namun, berbeda dengan air mineral komersial, air Zamzam tidak mengalami ozonisasi, klorinasi, atau penambahan zat lain. Kemurnian alaminya cukup dijaga dengan filtrasi fisik untuk menghindari partikel asing.
Komodifikasi Air dan Pembodohan Publik
Kita hidup dalam era ketika air yang sebenarnya adalah hak dasar manusia justru menjadi barang dagangan mewah. Industri AMDK menjual air yang seharusnya bisa diperoleh gratis dari alam dengan harga berlipat-lipat. Ironisnya, banyak masyarakat Indonesia justru kehilangan akses terhadap air bersih karena pemerintah gagal mengelola sumberdaya air secara adil dan efisien.
Ada ketimpangan yang mencolok : di satu sisi masyarakat membeli air dalam kemasan yang dijual mahal, sementara di sisi lain, perusahaan air mineral mendapatkan bahan bakunya dari sumber alam yang murah bahkan nyaris gratis. Ini adalah bentuk pembodohan publik yang telah berlangsung lama dan sistematis, di mana pengusaha dan penguasa berselingkuh demi keuntungan bersama.
Peluang Investasi dan Sakralisasi Air Zamzam
Dalam obrolan lepas bersama Tagor Pane, muncul gagasan liar tapi masuk akal: bagaimana jika Air Zamzam dikomersialkan. Tentu secara teknologi hal ini sangat mungkin. Dengan metode pengeboran dan pengemasan modern, air Zamzam bisa menjadi produk premium yang dipasarkan secara global. Namun, permasalahan utamanya bukan pada teknis, melainkan pada nilai sakral yang telah melekat kuat pada air ini.
Masyarakat Muslim menganggap air Zamzam sebagai berkah spiritual, bukan sekadar air mineral. Mengubahnya menjadi komoditas pasar akan menimbulkan resistensi sosial, bahkan protes keagamaan. Maka, meskipun dari sisi kualitas dan peluang ekonomi sangat menjanjikan, memasarkan air Zamzam secara komersial adalah pekerjaan yang sangat mahal secara sosial dan budaya.
Menjaga Kemurnian di Tengah Dunia yang Tercemar
Air Zamzam bukan sekadar air. Ia adalah simbol kemurnian, keberlanjutan, dan keajaiban alam yang tidak terpengaruh oleh waktu dan teknologi. Di tengah dunia yang makin tercemar dan tergantung pada produk olahan industri, air Zamzam hadir sebagai pengingat bahwa alam menyediakan yang terbaik bila dikelola dengan penuh tanggungjawab dan rasa syukur.
Di saat industri air mineral terus berebut pasar dengan segala klaim dan kampanye, air Zamzam tetap menjadi air yang dibagikan gratis oleh pemerintah Arab Saudi kepada para tamu Allah. Ia tetap jernih, tetap mengalir, dan tetap menjadi penanda bahwa tidak semua yang baik harus dikomersialkan.
Maka, bagi kita yang hidup di negeri yang air ledengnya tak layak minum, kisah air Zamzam bukan hanya soal kesakralan, tetapi juga menjadi cambuk untuk memperbaiki tata kelola air nasional. Kita harus mulai bertanya mengapa air yang melimpah ruah di negeri ini justru tak bisa diminum langsung. Mengapa harus membeli air kemasan jika kita bisa mengelola sumberdaya air dengan bijak.
Barangkali, pelajaran dari air Zamzam adalah bahwa kemurnian, baik secara fisik maupun spiritual, hanya bisa bertahan jika dijaga dari kerakusan dan keserakahan manusia. Di situlah letak keistimewaan sejati dari Air Purba yang satu ini - Air Zamzam, air mineral terbaik dunia.
Joyogrand, Malang, Sat', May 17, 2025.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI