Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keadaan Orangutan Sumatera atau Pongotapanuliensis Now

5 Februari 2024   13:52 Diperbarui: 5 Februari 2024   13:56 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangutan Sumatera (Pongotapanuliensis) dengan dua anak kembarnya. Foto: Screenshot dari Alam Damai, Youtube.com

Keadaan Orangutan Sumatera atau Pongotapanuliensis Now

Dalam perjalanan beberapa waktu lalu ke Pangaribuan, Tapanuli utara, Sumut, terkesan hasil pembangunan sudah mulai kelihatan. Yang tadinya kita sempat membaca "Peta Kemiskinan di Tapanuli utara", tapi kali ini meskipun kemiskinan itu masih tetap ada, tapi tak separah katakanlah 20 Tahun lalu. Tadinya banyak lahan tidur yang tak terpakai, sampai-sampai ada pensiunan pemerintah yang menulis buku tentang lahan tidur yang puluhan ribuan hektar di seantero Tapanuli utara, kini itu tak kelihatan lagi, yang ada malah Toba Pulp Lestari semakin jaya, dan Sipahutar dan Pangaribuan semakin rapi areal persawahan dan perkebunannya.

Ketika ngopi di salah satu lapo atau warung makan, darah ini agak berdesir karena laponya sudah lumayan keren, tak terlihat lagi asal "dipambaheni" atau asal bikin kalau kita memesan sesuatu, tapi pemilik lapo sudah lebih melihat dan menyapa siapa konsumen yang datang.

Situasi yang mulai hangat di kampungku Pangaribuan karena suksesnya pembangunan lingkar Toba, membuatku teringat orangtuaku yang pernah bercerita bahwa Pangaribuan dulu adalah daerah yang sangat indah. Bayangkan orang ke sawah ketika itu menyandang tempat air minum yang terbuat dari Kantong Semar Batak. Sekarang itu tak nampak lagi. Yang terdapat di perbukitan sekitar hanya kantong semar yang kecil-kecil.

Orangutan Sumatera (Pongotapanuliensis). Foto: Screenshot dari Alam Damai, Youtube.com
Orangutan Sumatera (Pongotapanuliensis). Foto: Screenshot dari Alam Damai, Youtube.com

Juga kata ortuku dulu Homang atau Orangutan Sumatera berkeliaran sampai ke desa Pakpahan yang adalah ibukota Pangaribuan sekarang. Orangutan ini nakal, anak kecil yang ditinggal di pondok ketika ortunya bersawah sering diculik diam-diam. Mereka kehilangan anak yang ditinggal sendiri di pondok. Tapi anak itu nggak diapa-apain, melainkan digendong Orangutan tsb seperti anaknya sendiri. Ketika dicari orang kampung dan ketemu, sambil menatap senyap anak yang diculik Orangutan itu dikembalikan kepada ortunya. Tak ada pertikaian sama sekali. Damai-damai saja interaksi antara manusia dan Orangutan Sumatera ketika itu.

Dalam perjalanan waktu Orangutan kini sudah menghilang dari Pangaribuan, Sipahutar, Garoga, Sipoholon bahkan Adiankoting. Dan aku terkejut ketika membaca berita bahwa ada spesies langka yang terancam punah yaitu Orangutan Sumatera yang ditemukan di Batangtoru forest pada 2017.

Pongotapanuliensis atau Orangutan Tapanuli adalah stock lama di kampungku yang sudah lama menghilang. Kini spesies tsb adalah yang paling terancam punah dari tiga spesies Orangutan, dengan hanya sekitar 800 individu yang tersisa di alam liar. Orangutan Tapanuli hidup di hutan hujan Batantoru yang terbelah antara Tapanuli utara, tengah  dan selatan. Hutan hujan ini terancam oleh penebangan, perburuan, dan pembangunan jalan.

Habitat Orangutan Tapanuli

Orangutan Tapanuli (Pongotapanuliensis) now hanya ditemukan di Ekosistem Batangtoru. Ekosistem ini meliputi beberapa wilayah, yaitu : 1) Kabupaten Tapanuli Selatan : Kecamatan Batang Toru; Kecamatan Sipirok; Kecamatan Angkola Selatan; Kecamatan Muara Batangtoru; 2) Kabupaten Tapanuli Tengah : Kecamatan Pandan; Kecamatan Simangambat; 3) Kabupaten Tapanuli Utara : Kecamatan Adiankoting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun