Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

TPU Kerkhof Sukabumi Korban Vandalism dan Ketidakperdulian

20 Januari 2022   10:07 Diperbarui: 20 Januari 2022   10:12 2951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam eks Belanda yang rusak dijarah dan vandalism. Screenshot Google Map via Vidi Jensen.

Saya masih kecil sekali ketika itu, tapi telah dipercaya oleh Ayah untuk mengawasi proyek mini yi pembuatan makam permanen adikku Ingot. Pemakamannya pada dekade 1970-an, kl 50 tahun lalu, dimana sampai detik ini saya masih merasakan bahwa TPK Kerkhof itu indah dengan jejak Belanda yang kuat.

Meski di depan TPK Kerkhof kini sudah berdiri megah Polsek Citamiang. Tapi penjarahan makam terus saja terjadi. Dan hebatnya lagi Pemkot Sukabumi secara gegabah menggunakan tak kurang dari 1500 M tanah pemakaman itu sebagai pool truk-truk sampah pemerintah kota, setelah membuang sampah di tempat pembuangan akhir. Pool itu di sebelah bawah tak jauh dari Polsek Citamiang.

Makam eks Belanda yang rusak dijarah dan vandalism. Screenshot Google Map via Vidi Jensen.
Makam eks Belanda yang rusak dijarah dan vandalism. Screenshot Google Map via Vidi Jensen.

Adik ipar saya mengatakan Walikota Sukabumi dan Gubernur Jawa Barat pernah berencana untuk mengalihkan TPK Kerkhof ke pihak swasta. Syukurlah hal itu belum terjadi, karena ada beberapa LSM yang menentangnya.

Tahukah kedua pejabat itu bahwa TPK Kerkhof adalah warisan sejarah yang tidak bisa diganggu gugat? 

Tahukah mereka bahwa selaku tempat peristirahatan terakhir anak manusia, tempat itu wajib dijaga keamanannya, dan di masa kini di saat ledakan demografis perlu dipagari dan dibersihkan secara reguler, termasuk mengembalikan arca pualam ke tempat semula menurut arsip kolonial dan arsip pemakaman di era kemerdekaan Indonesia? 

Tahukah mereka bahwa tidaklah etis menempatkan truk-truk sampah di area seluas kurang lebih 1500 M di TPK Kerkhof dengan membongkar makam-makam yang ada di sana. 

Seingat saya parkiran truk-truk sampah itu sekarang adalah eks makam untuk banyak warga. Apakah makam-makam itu dibongkarpindahkan begitu saja tanpa kordinasi kiri-kanan.

Permasalahan Kerkhof

Sepertinya tak hanya Sukabumi yang bermasalah dengan Kerkhof, di Madiun Jatim  juga demikian sebagaimana penuturan Andrik Akira dalam Blognya andrikyawarman.wordpress.com. 

Soal retribusi makam, itu soalnya kata Andrik dalam tulisannya "Kerkhof Madiun dan Mary Manuel". Menghilangnya nama-nama Belanda sama seperti di Kerkhof Sukabumi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun