Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Cerita Mudik KM Kelud 2019, Saat Orang Batak "Kuasai" Pelabuhan Batam

28 Mei 2019   17:27 Diperbarui: 28 Mei 2019   17:49 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan Batu Ampar, Batam | dokpri

Deru mesin KM Kelud perlahan senyap. Dari sisi kanan kapal, ada pemandangan tak biasa: sebuah kapal nangkring di antara dua gedung tinggi. Kok bisa?

Oh ternyata, itu Marina Bay, ikon khas negeri tetangga, Singapura. Di kiri-kanan dan belakang kapal nangkring itu juga terlihat jelas jejeran gedung pencakar langit. Plus pesawat udara yang tampak baru saja mengudara.

Saya berandai nahkoda kapal berbelok ke arah sana, mempersilakan penumpang turun sejenak, sejenak ber-selfiria di tanah Singa. Paling-paling kena nota keras diplomatik, kan? Sesekali kita usil ke negeri kecil itu kan tak mengapa.

Mengisi air bersih (Pribadi)
Mengisi air bersih (Pribadi)
Tapi apa daya, kru kapal rupanya tak ingin mencari gara-gara. Lewat pengeras suara, diumumkan kalau kapal akan bersandar di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, tidak lama lagi. Bukan ke Singapura.

KM Kelud yang dalam posisi mati mesin itu pun digiring kapal pandu, ditarik perlahan-lahan hingga sisi kiri kapal menyentuh tepian dermaga. Kapal pun sandar dengan sempurna.

Kapal membuang sampah penumpang di Batam (Pribadi)
Kapal membuang sampah penumpang di Batam (Pribadi)
Di dermaga, banyak yang berjaga. Dari polisi, marinir, bea cukai, petugas kesehatan lengkap dengan ambulans, truk tangki air, truk pengangkut sampah,  dan tak ketinggalan pasukan porter alias pengangkut barang. Semua kompak mengambil posisi masing-masing.

Pasukan porter dengan seragam dominan merah dan kuning, tampak siap siaga. 1,2,3 mereka berteriak serentak saat mengaitkan tangga ke pintu bawah kapal yang telah dibuka. Begitu tangga telah menyatu dengan kapal, pasukan porter itu langsung berlari menyerbu ke bagian dalam kapal.

Sampai di sini, Anda pasti sudah paham kenapa mereka berebut masuk ke kapal. Apa lagi kalau bukan mencari nafkah lewat jasa panggul barang-barang penumpang.

Penumpang dari bis siap naik kapal (Pribadi)
Penumpang dari bis siap naik kapal (Pribadi)
Yang membuat saya kaget adalah asal dari para porter itu. Ternyata sama seperti saya: orang Batak asli. Maksudnya orang Batak yang masih lahir dan besar di tanah Batak sana, bukan di perantauan.

Bah...kenapa pula ini? Bukan satu-dua, tetapi hampir semua porter itu bersuku Batak (Toba). Kok tahu? Tak lain karena sesama mereka berkomunikasi dengan bahasa Batak, yang tentunya saya pahami dengan baik dan benar. Bukan main, serasa saya berlabuh di kampung sendiri.

Mobil pengangkut air bersih untuk persediaan KM Kelud juga "dikuasai" orang Batak. Kalau tak salah hitung, terdapat 3 atau 4 truk air bersih yang di bagian kaca depannya tertulis: Putra Nababan.

Busyet, ini milik Putra Nababan yang baru lolos sebagai anggota DPR itu bukan ya? Entahlah, mungkin ya mungkin tidak. Yang pasti, pemilik truk itu sudah pasti bermarga Nababan. Mustahil milik marga Pardosi. Mungkin suatu saat nanti. Amin...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun