Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Ditinggal, Demokrat Main Cantik Lagi

20 Mei 2019   14:16 Diperbarui: 20 Mei 2019   14:40 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo Subianto akhirnya ditinggalkan Demokrat. Memang sih, partai besutan SBY itu belum merilis pernyataan resmi. Tetapi kalau melihat sikap elit Demokrat belakangan ini, tanda-tandanya sudah semakin jelas.

Adalah Ferdinand Hutahaean, politisi Demokrat yang dengan lantang menyuarakan secara resmi berhenti mendukung Prabowo-Sandi. Masalahnya, Ferdinand tersinggung karena adanya tuduhan Demokrat tak sepenuh hati membela Prabowo.

Ferdinand makin naik pitam saat Ibu Ani Yudhoyono yang kini tengah sakit dituduh hanya sebagai alibi bagi SBY agar tidak total mendukung Prabowo. Keterlaluan, memang, mantan Ibu Negara dituduh macam-macam yang sekarang justru berjuang melawan penyakitnya. 

Lewat akun Twitter-nya, Ferdinand pada Minggu (19/5/2019) dan dikutip detikcom, mengumumkan telah berhenti mendukung Prabowo.

Tetapi balik arah ini bukan serta-merta bisa diartikan akan bergabungnya Demokrat ke koalisi Jokowi. Tidak semudah itu. Paling tidak, Demokrat dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan sikap seperti itu. Tidak mendukung tetapi juga bukan beroposisi.

Aksi politik Demokrat ini memang terbilang unik, walau harus diakui cukup ampuh menarik perhatian lawan politik. Besar kemungkinan, SBY memang sengaja merancang strategi politik seperti itu. Selalu bermain cantik sehingga tak jelas mana kawan dan  mana lawan.

Dengan posisi politik seperti itu, Demokrat akhirnya menjadi poros penentu baik bagi kubu penguasa maupun bagi kubu oposisi. SBY dengan leluasa memilih apakah ingin bergabung ke pemerintah atau ke oposisi. Selalu begitu.

Maka jangan heran bila Demokrat tidak akan mengincar atau meminta jatah menteri kepada Jokowi nanti. Nanti, bukan hal mengagetkan pula kalau Demokrat ikut mencicipi kekuasaan menjelang habisnya periode kedua Jokowi.

Bila dibandingkan, politik Demokrat ini sangat mirip dengan lakon Golkar selama ini. Doyan bermain di area abu-abu tetapi ajaibnya selalu punya daya tawar yang bagus.

Pokoknya, main cantik deh!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun