Mohon tunggu...
Paramesthi Iswari
Paramesthi Iswari Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jangan Sepelekan Cuaca Panas

17 Oktober 2025   11:12 Diperbarui: 17 Oktober 2025   14:14 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang warga menggunakan payung saat menyeberang di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (9/10/2023). Suhu panas yang terjadi akhir-akhir ini diprediksi akan terus berlanjut hingga November 2023. (KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN)

Jam baru menunjukkan pukul 10 pagi, tapi panas matahari sudah mengingatkan warga Semarang untuk segera tobat menjauhi panasnya neraka. Apalagi terhenti di lampu merah bundaran Kali Garang yang terkenal lama merahnya, mau kapok tapi tiap hari harus melewatinya. 

Badut Upin ipin tampak terduduk di pulau jalan. Kepalanya dilepas, dipeluk di pangkuan. Dalam kostumnya yang lebih tebal dari baju musim dingin, ia tampak berkeringat kegerahan.

Biasanya pada jam segini Si Ipin masih membentangkan poster iklan di pinggir traffic light. Namun tampaknya hari ini teramat panas hingga ia mencuri-curi beristirahat sejenak.

Badut Ipin bukan satu-satunya yang kepanasan. Seluruh pengguna jalan juga merasakan hal yang sama. Nyala lampu hijau seperti kibaran bendera start pada racing Moto GP, menyulap para pengendara motor layaknya pembalap handal.

Inilah Kota Semarang, salah satu kota terpanas di Indonesia. Di bawah langit biru bulan Oktober yang bersih dari awan, para pengguna jalan raya tunggang langgang menyelamatkan diri dari sengatan terik bagaskara. 

Makin hari kota ini semakin akut mengalami amnesia. Dikenal sebagai kota yang panas, tapi ia terus membabat kawasan hijau. Dalam kurun waktu tahun 2020-2023, ruang terbuka hijau di kota ini menyusut dari 49,37% menjadi 45,95%.

Di kawasan Ngaliyan, tempat saya tinggal, kebun-kebun jambu telah dicaplok oleh area pemukiman yang terus menggembung. Beberapa titik sungai dialihkan demi menyesuaikan dengan pembangunan jalan tol Semarang-Jakarta. 

Hamparan kebun karet di Mijen terus menciut, bersalin rupa menjadi perumahan elit dan lapangan golf. Mijen tak lagi dikenal sebagai tempatnya kandang kerbau. Ia tak lagi menjadi bagian kota yang berhawa sejuk, tempat healing menikmati kelapa muda di bawah naungan pepohonan. Kini ia lebih dikenal sebagai ikon gentrifikasi hijau yang tak sembarang orang bisa mengakses.

Badut Upin Ipin menangis di pinggir jalan. IG @viralyes
Badut Upin Ipin menangis di pinggir jalan. IG @viralyes

Cuaca Panas yang Tidak Sepele

Belakangan ini berbagai daerah di Indonesia mengalami cuaca panas yang cukup ekstrim. Menurut siaran BMKG hal tersebut terjadi akibat gerak semu matahari dan pengaruh Monsuun Australia. Kombinasi keduanya mengakibatkan radiasi sinar matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun