Mohon tunggu...
Gusti Rian Saputra
Gusti Rian Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - "Equality Before The Law" | mari membaca, semangat berkarya, membangun bangsa.

- penuntut ilmu - pecandu temu - penikmat rindu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Maju, Benarkah Adanya?

12 September 2020   23:53 Diperbarui: 15 September 2020   11:35 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuh puluh lima tahun Indonesia merdeka, telah banyak rintangan dan tantangan zaman yang telah dilewati. Berbagai klaim keberhasilan dan kemajuan mengiringi setiap masanya. Hingga tema "Indonesia maju" kembali diangkat oleh rezim yang berkuasa saat ini.

Rasa optimisme berbalut nasionalisme memang perlu untuk dilakukan. Namun, kita sebagai warga negara yang baik perlu realistis pula dengan keadaan saat ini. Bagaimana mungkin bangsa ini dikatakan maju, sedang kemiskinan masih meraja lelah dimana-mana? Tidak perlu berspekulasi, cukup timbulkan saja rasa kesadaran dari masing-masing individu. Sudah sejauh mana kita berkontribusi untuk Negeri?

Bukan bermaksud untuk menimbulkan rasa pesimisme ataupun menampakkan jiwa nihilisme. Namun kita harus jujur pada bangsa sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi? Saya hanya merasa tidak mampu untuk berpura-pura, bahwa bangsa saya sudah merdeka. Serta bagaimana bisa kita menyebutnya maju, sedang kita tidak benar-benar merdeka?

Banyak aspek yang dapat membuktikan argumentasi sebelumnya. Selain kemerosotan ekonomi dengan merajanya kemiskinan dimana-mana, Pendidikan menjadi salah satu aspek pembuktian lain. Kita bisa menyaksikan bersama dari dulu pemerintah tidak pernah benar-benar serius membenahi Pendidikan di negeri ini. Anggaran negara yang terbatas, Kesejahteraan guru yang tidak begitu diperhatikan, dan fasilitas pendidikan yang tak merata hingga ke pelosok, merupakan contoh kecil dari sekian banyak problem Pendidikan di Indonesia. Permasalahan itu begitu tambak jelas dengan datangnya pandemi COVID-19, yang membuat pemerintah kelabakan mengantisipasinya. Hingga permasalahan itu semakin melebar terjadi dan begitu tampak didepan mata kita.

Mau sampai kapan bersandiwara?

Bersandiwara mungkin perlu untuk membuat citra manis didepan mata rakyat. Tetapi, gula sintetis tak benar-benar manis jika dibandingkan dengan gula alami. Sama halnya dengan sandiwara kemajuan, akan kalah dengan pembuktian realita yang sebenarnya. Maka sudah seharusnya kita jujur dengan bangsa sendiri.

Berterus terang dengan bangsa sendiri bukan berarti pesimis. Dengan mengakui kekurangan diri sendiri, maka kita akan mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya. Dengan begitu kita tidak mungkin merayakan sandiwara kemajuan, karena kita sedang sibuk mencari solusi dari berbagai permasalahan.

Akhir kata, mari kita bangun bangsa ini dengan semangat kesadaran, berkontribusi nyata tanpa sandiwara, dan mengakui kekurangan, kemudian sibuk mencari solusi kemajuan. 75 tahun Indonesia merdeka, semoga kitabenar-benar maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun