Mohon tunggu...
Panggih Septa Perwira
Panggih Septa Perwira Mohon Tunggu... lainnya -

Saya seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Karawang, Jawa Barat. Selain kuliah, kesibukan sehari-hari saya adalah menjadi seorang wartawan di salah satu surat kabar yang berada di Karawang. Contact Me FB : Panggih Septa Perwira Twitter : Panggih09

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Djiaw Kwin Moy dan Rumah Sejarah Rengasdengklok

1 April 2014   00:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:14 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak banyak yang tahu siapa sosok wanita bernama Djiaw Kwin Moy. Keriput diwajahnya nampak jelas, menandai ia tak lagi muda. Usianya kini 61 tahun.. Ia hanyalah seorang penjaga rumah. Namun, rumah yang dijaganya bukanlah rumah biasa. Djiaw Kwin Moy merupakan penjaga rumah sejarah di Rengasdengklok. Rumah inilah yang menjadi cikal bakal kemerdekaan Republik Indonesia.

Sedikit bercerita, rumah sejarah Rengasdengklok ini menjadi saksi hidup, saat Soekarno-Hatta, Fatmawati serta Guntur Soekarno Putra diculik kelompok pemuda dari perkumpulan Menteng 31. Pada pukul 03.00 WIB dini hari, tanggal 16 Agustus 1945, mereka diculik dan dibawa disebuah rumah sederhana dengan luas bangunan 10 x 25 m2 dan luas tanah 1055 meter milik Djau Kie Siong.

Kala itu, kelompok pemuda yang antara lain terdiri dari Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh, ingin kemerdekaan RI diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 tanpa campur tangan siapapun. Sementara Soekarno-Hatta, masih menunggu janji Kekaisaran Jepang yang akan memberikan kemerdekaan tersebut secara penuh kepada pihak Indonesia.

Akhirnya, setelah melalui perundingan, naskah proklamasipun dikumandangkan kepada seluruh rakyat Indonesia, menandai kemerdekaan Republik Indonesia. Tanpa Rengasdengklok, mungkin saja kemerdekaan Indonesia tak akan seperti hari ini.

Rumah sejarah Rengasdengklok ini memang memiliki banyak arti bagi sejarah Indonesia. Selayaknya rakyat Indonesia tak pernah melupakannya. Rumah ini terletak enam kilometer dari pusat kota Karawang. Rumah yang saat ini memiliki luas 150 m2 ini, kini di kelilingi oleh rumah penduduk. Sebelumnya, rumah ini berada di tepi sungai citarum, namun karena sering terkena abrasi dan terancam longsor. Sekitar tahun atau awal 1945, rumah ini di pindahkan ke Kampung Tugu, Jalan Sejarah Rengasdenglok dan di tempati keluarga Djiaw Kie Siong warga keturunan china.

Djiaw Kwin Moy merupakan keturunan Djiaw Kie Siong, pemilik rumah yang juga memiliki jasa bagi kemerdekaaan Indonesia. Kini, ialah yang bertugas menjaga cagar sejarah dirumah tersebut. Djiaw Kwin Moy menjaga rumah ini sejak tahun 2008, setelah penjaga sebelumnya yang tak lain merupakan sang kakak telah meninggal dunia.

Tugas Djiaw Kwin Moy sekarang adalah melestarikan rumah yang hingga kini banyak didatangi kalangan masyarakat. Setiap hari, ia harus melayani setiap pengunjung yang datang, seperti dari dari kalangan pelajar, mahasiswa, wartawan dan masyarakat umum. Tak hanya itu, wisatawan asing seperti Jepang, Belanda dan Taiwan juga kerap berkunjung.

Setiap pengunjung selalu disambut hangat. Ia pun tak segan menceritakan detail terjadinya peristiwa Rengasdengklok dirumah tersebut kepada siapapun yang bertanya. Ia tak pernah meminta sepeserpun dari pengunjung, hanya saja terkadang pengunjung sendiri yang berinisiatif memberikan sejumlah uangnya untuk ikut menjaga rumah sejarah itu.

Mungkin tugas ini tak seberat seperti wakil rakyat yang ada dikursi pemerintah. Namun setidaknya, tugas yang dijalani Djiaw Kwin Moy terbilang mulia, karena terus berusaha mengingatkan masyarakat tentang sejarah kemerdekaan Indonesia.

Hal yang sedikit disayangkan adalah tidak adanya perhatian lebih dari pemerintah setempat akan cagar budaya rumah sejarah ini. Djiaw Kwin Moy mengaku tak pernah sepeserpun menerima uang jerih payah menjaga rumah sejarah, meskipun ia tak pernah berharap lebih mendapat upah dari pemerintah. Pemerintah setempat juga tak pernah menggelontorkan dana untuk biaya perawatan rumah ini, justru perhatian datang dari Pemerintah Purwakarta.

Meski begitu, Djiaw Kwin Moy tetap ikhlas dan tetap menjalankan tugasnya mengingatkan masyarakat tentang sejarah Rengasdengklok jika datang kekediamannya itu. Ia ikhhlas dan rela tidak diberi gaji asal tugas yang menjadi amanat turun temurun bisa terus berjalan lancar. Suka dan duka apapun, tetap dijalani Djaw Kwin Moy setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun