Mohon tunggu...
Pandu Kusumaningtyas
Pandu Kusumaningtyas Mohon Tunggu... mahasiswa

24107030153

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kesempatan Emas Di 2030

12 Juni 2025   02:52 Diperbarui: 12 Juni 2025   00:47 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2030 diprediksi sebagai tahun krusial yang akan mengubah hidup banyak orang. Dari krisis global, peluang baru akan muncul. Timothy Ronald, investor sekaligus edukator keuangan, mengajak generasi muda mempersiapkan diri untuk menghadapi era ini. Bagaimana caranya agar tidak ketinggalan kereta?

Dalam videonya, Timothy menekankan pentingnya memanfaatkan momentum perubahan. “Krisis itu bukan akhir, tapi justru tangga untuk naik,” katanya. Ia membandingkan zaman dulu, saat budak hampir tak punya kesempatan naik kelas. Namun, dalam kondisi chaos, peluang bisa datang. “Kalau ada kekacauan, justru itu saatnya kamu bisa berubah,” tegasnya.

Menurut Timothy, sejarah selalu memberikan pelajaran. Ia mengingatkan tentang masa Revolusi Industri yang lahir dari krisis, atau kemunculan internet yang dulu dianggap tak berguna. “Jeff Bezos mulai Amazon dari garasi. Larry Ellison bikin Oracle dari bawah. Itu semua lahir di saat kekacauan,” ujarnya. Dari krisis, banyak orang yang tadinya buruh menjadi raja.

Timothy menekankan, peluang seperti ini hanya terjadi sekali dalam satu abad. “Kalau kamu nggak ambil kesempatan ini, kamu akan menyesal seumur hidup,” katanya serius. Ia yakin 2030 akan membawa revolusi digital yang menggabungkan crypto dan AI. “Ini kayak gabungan mobil dan internet zaman dulu,” tambahnya. Menurutnya, yang siap akan melesat, sedangkan yang lambat akan tergilas.

Banyak orang gagal karena takut gagal. Timothy menantang generasi muda untuk berhenti cari alasan. “Kalau kamu malas, bego, dan arogan, ya akan tetap miskin,” katanya blak-blakan. Ia menegaskan bahwa investasi bukan soal keberuntungan, melainkan soal kerja keras dan kesiapan mental. “Kalau mental kamu mental budak, duitmu akan habis begitu saja,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa pandemi 2020 membuktikan siapa yang siap dan siapa yang kalah. “Orang yang punya restoran bisa bangkrut dalam 3 bulan,” katanya. Tapi ada juga yang justru untung karena melihat peluang. “Di saat orang lain takut, gue beli saham-saham bank yang diskon,” jelasnya. Bagi Timothy, chaos adalah kesempatan emas untuk naik kelas.

Timothy menyarankan untuk fokus pada crypto dan AI. “Kalau kamu nggak ikut di sini, kamu akan digilas,” tegasnya. Ia mengingatkan bahwa teknologi blockchain dan artificial intelligence akan mengubah cara kita bekerja dan berinvestasi. “Kalau kamu nggak belajar sekarang, nanti kamu cuma jadi penonton,” katanya sambil menegaskan pentingnya edukasi.

Bitcoin disebut Timothy sebagai salah satu aset yang bisa melawan inflasi. “Properti bisa diakalin, saham bisa dicetak ulang. Tapi Bitcoin itu terbatas,” jelasnya. Ia mendorong pemula untuk belajar mendalam sebelum membeli. “Beli Bitcoin jangan cuma karena ikut-ikutan. Harus ngerti kenapa Bitcoin itu penting,” katanya. Dengan Bitcoin, Timothy percaya orang biasa bisa naik kelas.

Timothy dengan nada berapi-api menjelaskan kenapa inflasi adalah ancaman bagi orang miskin. “Orang kaya itu senang inflasi, karena aset mereka naik. Yang rugi orang yang cuma punya cash,” katanya. Karena itu, ia menegaskan pentingnya memindahkan aset ke instrumen yang lebih tahan inflasi, seperti properti strategis atau Bitcoin. “Kalau kamu punya properti di lokasi bagus, itu akan bikin kamu kaya,” katanya.

Timothy percaya kesuksesan dimulai dari tanggung jawab pribadi. “Kalau lu gagal, salahin diri sendiri. Jangan nyalahin orang lain,” katanya. Ia mengaku selalu mengoreksi setiap langkahnya, belajar dari kesalahan, dan terus memperbaiki diri. “Gue nggak mau jadi orang yang nyalahin pemerintah atau orang lain. Kalau gue miskin, itu salah gue,” tegasnya.

Timothy mengaku tak ada hari tanpa kerja keras. “Gue nggak ada hari buat liburan. Kalau hari Minggu, ya kerja. Kalau Senin, kerja. Hidup ini kayak hutan rimba. Kalau lu santai, lu diburu,” katanya. Bagi Timothy, kerja keras setiap hari adalah bagian dari tangga menuju kebebasan finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun