Mohon tunggu...
pandega
pandega Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Admin, No Secret Kini Malah Dibenci Banyak Kompasianer

24 Juni 2011   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:13 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin iklan ini ditampilkan secara terus-menerus, maka kemuakan kompasianers semakin bertambah. Hal ini malah akan menimbulkan kebencian kompasianers terhadap brand tersebut. Akhirnya iklan yang mulanya bertujuan untuk menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan, kini malah sebaliknya. Calon konsumen yang dibidik pengiklan kini malah membenci produk tersebut karena iklannya dianggap mengganggu.

Untuk para pengiklan sebaiknya hati-hati dalam menempatkan iklan. Karena isi iklan atau penempatan iklan yang dianggap mengganggu konsumen bisa saja malah berakibat penolakan calon konsumen terhadap brand tersebut. Contohnya pernah terjadi di Amerikiyah, yaitu ikaln produk susu untuk bayi. Isi iklan yang menawarkan susu bayi ini menggunakan tag line "Susu pengganti ASI". Tak disangka calon konsumen malah balik menyerang produk tersebut karena menurut konsumen tag line tersebut sangat mengada-ada. Menurut konsumen maupun penelitian ASI untuk manusia tidak akan bisa tergantikan oleh susu lainnya (binatang). Susu lainnya (binantang) sifatnya hanyalah pelengkap bukannya pengganti. Contoh lagi adalah penempatan iklan berupa umbul-umbul produk sinyal selular di kawasan bencana Merapi saat terjadi letusan akhir tahun lalu. Sebenarnya warga muak dengan umbul2 itu tapi selular itu terus memasangnya. Untungnya penguasa Yogyakarta merasakan empati itu dan memerintahkan untuk menyingkirkan umbul2 yang bersifat komersial itu. Masih di kawasan bencana kali ini di saat bencana Situ Gintung. Jebolnya tanggul Situ Gintung pada Maret 2009 seolah-olah dimanfaatkan parpol2 untuk menarik simpati warga. Pada saat itu berbagai parpol seakan-akan berlomba-lomba menidirikan proko di kawasan bencana dan memasang bendera dan umbul2 sebanyak-banyaknya mereka bisa. Karena memang saat itu bertepatan dengan menjelang pemilu 2009. Banyak warga malah muak dengan bendera-bendera parpol yang bertebaran ini, bahkan sempat dibahas juga di media televisi.

Saran untuk admin,

Sebaiknya kebijakan untuk penempatan iklan ini dipertimbangkan lagi. Karena banyak kompasianer yang bukannya malah bersimpati dengan produk tersebut melainkan malah sebal dengan iklan tersebut yang akhirnya jadi membenci produk tersebut. Kami mengerti bahwa kehidupan website ini juga membutuhkan biaya dan harapan pemilik website bahwa website ini bisa menghasilkan keuntungan. Tapi tolong kebijakan pemasangan iklan seperti ini dilihat kembali dan dicari solusi yang lebih baik. Mungkin kalo iklannya diletakkan di bawah tulisan dengan bentuk memanjang saya rasa masih maklum. Bukannya menabrak tulisan, kalo seperti itu banyak kompasianer yang terganggu.

Saya mengibaratkan admin ini adalah tuan rumah dan kompasianers adalah tamu. Sebaiknya sebagai tuan rumah admin tidak menaruh sesuatu seenaknya di hadapan tamu. Misalkan saya bertamu di rumah seseorang, kemudian tuan rumah menaruh peralatan mandi yang digunakan setiap hari di meja tamu tentu saja saya sebagai tamu akan tersinggung, sedangkan masih banyak tempat lain untuk menaruh peralatan mandi tersebut.

Demikian saran saya untuk admin.

Kurang lebihnya minta maap ya admin.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun