Mohon tunggu...
Inovasi

Sudah Idealkah Media Online Kita ?

15 April 2016   06:32 Diperbarui: 15 April 2016   07:20 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sudah Idealkah Media Online Kita ?

Media online atau new media merupakan media yang tersaji secara online di situs web internet. Hal baru yang tersaji pada new media yaitu akses informasi kapanpun dan dimanapun diseluruh dunia, selama memiliki perangkat dengan koneksi internet (Romli, 2012:13). Kompas.com dan Viva.co.id merupakan beberapa contoh website yang khusus menampilkan konten-konten berita dan peristiwa yang terdiri dari bermacam kategori, biasanya disebut juga portal berita.

Mike Ward (Romli, 2012:15) menyebutkan beberapa karakterisitik jurnalisme online sekaligus yang membedakannya dengan media konvensional yaitu Immediacy (kesegeraan atau kecepatan penyampaian informasi; Multiple Pagination (ratusan halaman terkait satu sama lain dan juga bisa dibuka tersendiri); Multimedia (menyajikan gabungan teks, gambar, audio, video dan grafis sekaligus; Archieving (terarsipkan, dapat dikelompokkan berdasarkan kategori/rubrik atau kata kunci, juga tersimpan lama yang dapat diakses kapan saja; Relationship with Reader (kontak atau interaksi dengan pembaca dapat langsung saat itu juga melalui kolom komentar dan lain-lain. Salah satu karya jurnalistik yang ditulis berdasarkan fakta atau data peristiwa adalah berita.

Berita adalah laporan peristiwa terbaru. Tidak semua peristiwa layak dilaporkan hanyalah peristiwa yang memenuhi kriteria yaitu yang mengandung nilai berita (Romli, 2012: 68). Sedangkan berita, menurut Doug Newson dan James A. Wollert (Sumadiria, 2005: 64) berita adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. 

Media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka butuhkan. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, baik melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, maupun media online (Sumadiria, 2005:65).

Media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka butuhkan. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, baik melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, maupun media online (Sumadiria, 2005:65). Penulisan dan penayangan berita online hampir sama dengan penulisan dalam media cetak, khususnya surat kabar. Tetapi perbedaannya dalam pola pemuatannya, dimana medianya adalah internet. Umumnya, ketika berita online dibuka, awalnya hanya muncul judul dan lead atau intro berita. Bila ingin mengetahui lebih jauh pembaca harus membuka (meng-klik) halaman atau link lanjutannya (Mondry, 2008:146).

Diatas merupakan Beberapa teori yang berkaitan dengan media massa yang secara spesifik ingin dibahas adalah media online. Media online menjadi hal yang sudah tidak asing ditelinga masyarakat.Bahkan hampir sebagian besar informasi yang diakses oleh masyarkat berasal dari media online. Namun apakah media online sudah berfungsi sesuai dengan idealnya sebuah media? Secara spesifik yang dimaksud adalah media online yang bergerak dibidang hard news. Mungkin banyak yang setuju bila saya menilai bahwa portal berita yang ada di Indonesia memiliki kecepatan tinggi dalam hal distribusi informasi dan isu-isu yang sedang ada di masyarakat. Namun kecepatan ini tidak diimbangi dengan validitas yang tinggi, sehingga tidak heran apabila beberapa portal berita online melakukan verifikasi atas artikel awal yang dibuatnya karena adanya beberapa kesalahan data.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa media online kini banyak digandrungi karena hal tersebut, diluar dari beberapa hal yang sudah disebutkan diatas. Untuk mendapatkan informasi yang utuh dalam sebuah media online kita perlu melakukan proses verifikasi sendiri dengan mencari referensi lain. Hal tersebut terjadi karena tuntutan dari masyarakat atas arus informasi menjadi semakin tinggi, setiap netizen membutuhkan informasi yang cepat. Namun dengan hal itu bukan berarti harus meninggalkan akurasi dari validitas konten itu sendiri.

Hal lain yang juga terjadi pada konten-konten portal berita lain adalah informasi yang cenderung singkat dan tidak mendalam. Memang keterbatasan dari media online adalah informasi dituntut untuk dikemas secara singkat. Namun singkat bukan berarti tidak memiliki pesan yang kuat. Terkadang yang terjadi adalah penulisan judul yang ada dibuat sangat heboh, namun setelah kita melihat isi dari berita tersebut merasa kurang puas dengan informasi yang sepenggal. Hal tersebut memang merupakan salah satu kelemahan dari media online secara keseluruhan. Namun yang dimaksudkan disini adalah seharusnya konten-konten yang disajikan harus berbobot dan ditulis secara jelas walaupun hanya singkat.

Tidak sedikit juga penulisan judul pada portal berita online terlihat sedikit heboh dengan pilihan kata-kata yang provokatif bahkan kata-kata yang vulgar. Hal tersebut memang seharusnya diatur secara tertib, sesuai dengan prinsip-prinsip penulisan jurnalistik. Untuk mendapatkan perhatian dari para netizen tidak perlu menggunakan kata-kata yang tidak layak untuk dipublisakan secara umum. Namun realitanya banyak yang masih melakukan kesalahan dalam penulisan judul sebuah konten di media online. Bahkan beberapa dari hal tersebut berujung pada polemik karena hal tersebut bersifat sensitif, yang dapat menyinggung oknum-oknum lain yang terkait.

Secara tidak langsung apabila kita berbicara mengenai beberapa kesalahan dan pelanggaran yang terjadi pada media online, kita juga perlu melihat para jurnalis yang terlibat didalamnya. Karena dalam proses jurnalistik, jurnalis menjadi satu bagian dari media yang juga memiliki peranan yang penting dan bertanggung jawab atas artikel atau konten-konten didalamnya. Harapannya dengan meninjau banyak hal kita dapat melihat akar dari permasalahan yang terjadi. Apakah memang yang merupakan penyebabnya adalah media sebagai sebuah fasilitas, atau memang para jurnalis yang memiliki tanggung jawab atas konten-konten yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun