Tepat pada awal tahun ini kau masih berbicara tentang dirimu yang sudah bahagia dengan yang lain. Bukankah ini hal yang menyakitkan bagiku? tentu saja menyakitkan, tapi aku sangat menikmatinya sekarang. Sama halnya dengan kopi yang selalu ku seduh, pahitnya selalu ku nikmati, dan juga sama halnya dengan menganganmu, pahit memang tapi sangat nikmat untuk dijalani. meskipun aku tak pernah duduk berdua dengamu untuk menikmati 2 hal yang kuanggap nikmat tersebut dengan sekaligus. tapi itu dalah impianku untuk dipersatukan menikmati 2 hal yang sama-sama pahit menjadi satu
Setelah betahun-tahun ku lakukan untuk mencintaimu dengan diam-diam ini pada akhirnya runtuh juga. tepat pertengahan bulan ke 11 kemarin aku menyatakan perasaan yang ku pendam dalam-dalam ini, ya benar aku suka dengan dirimu. akupun memberanikan jujur dengan kepadamu yang pada awalnya aku sangat berprinsip bahwa mencintaimu dengan diam-diam akan terasa lebih baik daripada diungkapkan.Â
Tapi ternyata aku salah dengan diungkapkan akan jauh lebih melegakan meskipun pada ujungnya aku tahu akan terlontar kata penolakan yang membuatku semakin terpuruk dengan keadaan. Penolakanmu sangat lugas terucap padaku. Engkau lebih memilih laki-laki yang kau anggap lebih menawan daripada diriku. Dan lagi-lagi engkau bermesraan dengannya aku disini yang merana
Tapi aku sudah berusaha mengikhlaskan meskipun di hati banyak luka dan sayatan. Bukankah puncak tertinggi dai mencintai adalah mengikhlaskan? Ya itu yang ku pegang sampai sekarang. Biarlah dirimu bahagia dengan seseorang yang kamu cintai. Akupun turut bahagia jika perempuan yang aku cintai juga merasakan bahagia meskipun bukan aku penyebabnya
Pada awal tahun ini biarkan aku mencintaimu. Meskipun dirimu disana masih membuat cerita dengannya, tapi aku harap ada saatnya nantikita ada cerita dan duduk berdua untuk menikmati kopi kesukaanku. Bukankah itu hal yang meyenangkan bukan?
Selamat menjalani tahun yang baru ini kasih. Ijinkan aku terusmencintaimu seterusnya, meskipun tak pernah untuk memilikimu
P