Mohon tunggu...
Paltiwest
Paltiwest Mohon Tunggu... Freelancer - Influencer

Menyebarkan opini dan berita demi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ceritakan Pengalaman Jadi Wartawan di Solo, Atikoh Ganjar: Perempuan Itu Pejuang Tangguh

17 Desember 2023   23:03 Diperbarui: 17 Desember 2023   23:10 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siti Atikoh Ganjar Saat Memberikan Pendidikan Politik di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023). Dok. Humas TPN Ganjar Mahfud.

Berbeda dengan pilpres-pilpres sebelumnya, Pilpres 2024 memunculkan sebuah fenomena baru dimana seorang istri calon presiden ikut berkampanye untuk suaminya. Ya, Istri Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti, aktif mengkampanyekan pasangan calon nomor urut 3 ke daerah-daerah. 

Kali ini, Atikoh Ganjar berkampanye dengan memberikan pendidikan politik di hadapan belasan ribu perempuan di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (17/12/2023).

Dari pantauan, belasan ribuan perempuan dari PDI Perjuajgan dan kelompok relawan tumpah ruah di Benteng Vastenburg, Kota Solo, lokasi kegiatan. Lautan perempuan berbaju merah menyelimuti benteng tersebut. Tampak Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang juga Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud dan Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo bersama dengan massa yang hadir.

Pada kesempatan tersebut, Atikoh menceritakan dirinya pernah bekerja sebagai wartawan di Solopos pada 1997. Menjadi wartawan, menurut dia, memberikan pengalaman yang luar biasa karena mengetahui dan melihat langsung segala aspek kehidupan. Isu perempuan selalu menarik perhatiannya.

"Saya setiap hari keluar masuk pasar-pasar di situ saya berdialog dengan para pedagang terutama pedagang perempuan, bagaimana mereka bisa survive," kata Atikoh.

Atikoh menganggap kondisi pedagang perempuan pada zaman dulu masih relevan untuk dibahas saat ini. Dia menolak dengan tegas bahwa perempuan memiliki fungsi 3M, macak (merias), masak (memasak), manak (melahirkan).

Menurut Atikoh, pekerjaan yang harus diselesaikan perempuan secara kolektif ialah bagaimana berkontribusi untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Apalagi di tengah maraknya aksi bullying. 

"Kita harus bisa mengedukasi juga bahwa perempuan itu harus disayangi, harus dilindungi, kita juga harus bisa bagaimana anak-anak saat mengakses internet itu terlindungi tidak menjadi korban bullying, tidak menjadi mangsa para predator," jelas Atikoh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun