Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Guru Hakim yang Melankolis

11 Juli 2019   10:29 Diperbarui: 11 Juli 2019   10:36 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunak bekerja semenjak suaminya meninggal di suatu sore bulan Agustus. Suaminya tertabrak kereta api.

Ia mulai bekerja apa yang dia bisa. Mulai momong bayi tetangga. Mencuci pakaian. Dan seterusnya.

"Saya akan bekerja demi anak. Insya Allah saya akan menjalani ini dengan tabah" ujarnya suatu malam. Ia berbicara sendiri. Ketika anaknya yang berumur empat tahun itu lelap.

Sunak menyerahkan urusannya pada Allah. Namun demikian ia juga mengusahakannya sekuat tenaga.

Suatu ketika ia terpeleset di mushola. Dokter menganjurkanya untuk operasi. Sunak menolaknya. Tentu operasi akan membutuhkan biaya. Untung saja, setelah seminggu kakinya berangsur membaik.

Sunak menyisihkan penghasilannya tiap hari. Bahkan ketika keadaan seret pun. Ia selalu menitipkan uang pada saudaranya.  Kadang sepuluh ribu. Kadang lima ribu. Tak jarang seribu rupiah.

Kabar duka tiba tepat setahun kepergian suaminya. Anaknya tenggelam di kolam renang yang tak jauh dari kediamannya. Meninggal. Ia sangat terpukul.

Butuh beberapa waktu untuk menghidupkan semangatnya lagi.

"Saya akan berhaji.. " ujarnya sembari air matanya meleleh.

Sunak dengan sisa kekuatan dan ketabahannya kembali menekuni pekerjaannya. Momong bayi. Buruh cuci. Dan tentu saja jualan kacang goreng.

Diam-diam saudaranya mendaftarkan dirinya haji. Lalu ketika tiba waktunya ia mengatakan pada Sunak. Sunak menangis. Ia memeluk saudaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun