Mohon tunggu...
Hermawan Setyaji
Hermawan Setyaji Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Piala AFF 2010 Menghasilkan Semangat Nasionalisme

31 Desember 2010   08:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Musik yang konon merupakan bahasa universal yang mampu menyatukan umat manusia nampaknya mampu digeser oleh sebuah permainan bernama sepak bola. Piala AFF 2010 memang telah berakhir, meski gelar juara tidak berhasil kita dapatkan akan tetapi menurut kami indonesia telah menjadi jaura sejati. Melalui petandingan sepak bola piala AFF 2010 ini Indonesia telah berhasil membuktikan bahwa Indonesia adalah satu.

Teringat 3 kalimat sakti berikut:

SUMPAH PEMUDA

Pertama : KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH AIR INDONESIA

Kedua : KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA

Ketiga : KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA

Jakarta, 28 Oktober 1928

Itulah kalimat yang terucap sebagai sumpah para elemen muda bangsa ini.

80 tahun lebih telah berlalu sumpah itu terucap. Sumpah Pemuda sebagai alat pemersatu bangsa seakan bangkit kembali melalui sepak bola ini. Sumpah pemuda terlahir atas dasar keinginan bersatu seluruh elemen bangsa untuk satu tujuan Indonesia Merdeka. Musuh yang dihadapi sama yaitu kolonialisme Belanda. Tim Nas pun memiliki satu tujuan bersama yaitu mendapatkan gelar juara AFF 2010, musuh yang dihadapi bukan lagi kolonial Belanda, malahan Indonesia telah diperkuat salah seorang keturunan Belanda, Irfan B, (mungin dulu Eduard Douwes Dekker orangnya). Musuh Indonesia dalam Piala AFF 2010 ini adalah Tim Nas dari berbagai negara di kawasan ASEAN

Dengan lagu “Garuda Didadaku”, piala AFF 2010 telah memberikan pendidikan yang berarti bagiu seluruh bangsa ini. Boleh saya katakan bahwa sepak bola telah menjadi “kurikulum bangsa” berupa “pendidikan berbasis multikultural”. 80 ribu lebih pendukung Tim Nas telah memerahkan stadion GBK. Mereka berasal dari berbagai suku dan lintas agama. Mereka bercampur menjadi satu.

Seperti yang kita ketahui bahwa sikap kesukuan, Fanatisme Agama kerap mendasari berbagai kerusuhan dinegara ini, bahkan Liga Indonesia yang terkadang menciptakan permusuhan antar pendukung pun tak ada lagi. Mereka pendukung Tim Sepak Bola seperti The Jack Mania, Bonek dan yang lainnya bersatu padu mendukung satu tim yang sama, Tim Nas, Tim Garuda Didadaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun