Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Tech Buzz Socialist

https://www.didikpurwanto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudik Selamat Perjalanan Hemat

24 Juni 2016   01:52 Diperbarui: 24 Juni 2016   02:45 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik memakai sepeda motor rawan kecelakaan. Sumber foto: news.hargatop.com

Saat tiba di hutan di sekitar Jember, kami sempat ketakutan karena jalanan cukup sepi. Kata orang, di areal hutan tersebut rawan begal. Biasanya mudik melalui jalur pantai utara (pantura) lebih diminati, karena banyak kendaraan lalu lalang. Meski melalui hutan begitu panjang, perjalananpun terasa menyenangkan karena masih ramai. Beda dengan jalur selatan yang lebih sepi.

Namun nasi sudah menjadi bubur. Kami tidak bisa berputar menuju pantura. Kami akan terus susuri sepanjang jalur selatan, khususnya dari Jember, Malang, dan Kediri. Itu pikiran kami.

Ternyata hujan sepanjang hari dan sepanjang perjalanan menemani kami tanpa henti. Teman yang mengendarai motor di depan kewalahan karena kedinginan. Dia menggigil dan akhirnya kami berhenti di sebuah pos penjagaan. Aku sebenarnya diminta mengendarai tapi aku juga kedinginan hingga tangan beku.

Saat itu aku belum memiliki ponsel dan orang tua juga tidak memiliki telepon rumah. Kami pun tidak bisa saling mengabari keadaan kami.

Hingga maghrib pun, kami belum sampai di rumah. Kami pun akhirnya berbuka puasa di Malang, tepatnya di mushola kecil. Kami akhirnya nekat menembus hutan di sepanjang jalur Malang-Kediri. Kami pun tidak bisa cepat karena banyak tikungan berbahaya di jalur tersebut. Syukurlah kami tiba dengan selamat di Kediri pukul 21.00 WIB ditemani takbir berkumandang. Padahal memakai bus maksimal hanya 12 jam.

Sesampainya di rumah, orangtua kami khawatir dan sempat menanyakan kabar kami ke asrama mahasiswa. Orangtua sempat marah karena mengabaikan nasihatnya. Bagiku, cukup sekali mudik memakai sepeda motor.

Mudik dengan sepeda motor justru memicu keluarga khawatir. Padahal kita ingin berlebaran bersama keluarga. Sehabis itu, aku tidak pernah mau naik sepeda motor untuk mudik selamat. Bahkan sehebat apapun kendaraan sepeda motor itu.

Beruntung pemerintah mendengar keluhan masyarakat terkait mudik selamat. Sejak beberapa tahun lalu, Kementerian Perhubungan menggelar mudik gratis, khususnya terkait angkutan sepeda motor.

Sebenarnya ini tidak murni gratis karena masyarakat tetap harus membeli tiket kereta kelas apapun. Nantinya sepeda motor akan diangkut melalui truk dan dapat diambil di terminal tujuan. Namun perjalanan pun tetap hemat karena kereta api sekarang pun bagus. Harga tiketnya pun terjangkau.

Alasan Kementerian Perhubungan menggelar mudik selamat tersebut yakni mengantisipasi keinginan masyarakat agar tetap bisa berlebaran di kampung halaman dengan memakai sepeda motor.

Biasanya mudik gratis dilakukan dengan moda transportasi bus ke kota tujuan. Namun saat di kampung, masyarakat kesulitan mencari kendaraan untuk hilir mudik silaturahim ke handai taulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun