Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Ngobrol Skincare, Cerita Ibu tentang Asmara Anak Gadisnya

14 Maret 2025   13:36 Diperbarui: 15 Maret 2025   12:47 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Ibu dan anak gadisnya ngobrol tentang kecantikan | Diambil dari SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com

Karenanya, saya hendak membagikan penghayatan saya tentang sikap, perilaku, obrolan ibu dalam membersamai anak gadisnya. Lebih-lebih anak gadisnya ini, disebutnya, memasuki masa-masa asmara.

Penyebutan "anak gadisnya" dalam catatan ini bukan berarti saya sebagai ayah tak mengakuinya bahwa ia anak saya. Tetapi, hendak menunjukkan (saja) bahwa anak gadis kami ini begitu lekat dengan ibunya, termasuk dalam hal asmara.

Asmara, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah perasaan senang kepada lain jenis (kelamin); (rasa) cinta. Perasaan seperti ini dalam diri seorang anak perempuan, atau anak gadis, mudah dibaca. Ayah pun dapat membacanya.

Tetapi, ibu tampaknya lebih terampil membacanya ketimbang ayah. Sehingga, ibu selalu mengetahui dinamika anak gadisnya. Termasuk mengetahui isi hati anak gadisnya, yang, sekali lagi, disebutnya sedang tumbuh benih perasaan cinta.

Maka, ketika mengobrol tentang skincare, ibu tampak merespons dengan positif. Dalam maksud ibu dapat memasuki obrolan ini secara intim. Oleh ibu, saat saya menanyakannya, selalu bilang bahwa anak gadis kami sudah gede. Sehingga, mengobrolkan tentang skincare, sangatlah natural.

Katanya, tak problem. Meski anak gadis kami, yang bungsu ini belum masa kuliah. Bagi saya, seorang ayah, berpikir bahwa anak belum kuliah semestinya belum memerlukan skincare. Ia masih lugu. Masih anak, pribadi yang memerlukan permainan.

Tetapi, tak seperti ini dalam benak seorang ibu. Ibu memandang dari perspektif yang berbeda. Menurutnya, anak gadis kami sudah boleh mengobrolkan skincare, bahkan kemudian sah memakainya.

Awalnya, saya berpikir bahwa sikap istri seperti ini karena mereka (memang) sama-sama perempuan. Sehingga, momen mengobrol tentang skincare dilatarbelakangi oleh spirit yang sama. Yaitu, perempuan memerlukan kualitas penampilan.

Dalam pandangan yang subyektif, penampilan bukan sepenuhnya untuk diri sendiri. Tetapi, mengarah juga untuk pihak lain. Agar, pihak lain mendapat kesan yang baik, menyenangkan, bahkan sampai taraf mengagumi.

Maka, ketika si bungsu, gadis remaja, mulai ngobrol tentang skincare dengan ibunya, kadang juga dengan kakaknya saat pulang ke rumah karena bekerja di luar daerah, ibu dan kakaknya selalu memberi argumen saat saya menanyakan perihal keterlibatan si bungsu dalam aksi ngobrol.

Begini, ibu dan kakaknya mengatakan, "adik sudah gede, Yah". Di balik perkataan ini, oleh sebagian besar orang, termasuk Anda dan saya, memastikannya mengandung maksud tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun