Saat ini anak sudah menyelesaikan pembelajaran pada semester gasal. Ditandai dengan penerimaan rapor. Deskripsi dan/atau angka dalam rapor merupakan gambaran potensi anak.
Dengan membaca, mencermati, dan merenungkan deskripsi dan/atau angka dalam rapor anak, orangtua pasti mengambil sikap tertentu.
Umumnya, kalau deskripsi dan/angka dalam rapor anak dalam kategori baik atau amat baik, orangtua merasa bangga. Sementara itu, kalau deskripsi dan/angka dalam rapor anak dalam kategori kurang baik, orangtua merasa sedih.
Bahkan, ada sebagian dari mereka merasa kecewa dan (kemudian)  marah. Saya mengetahuinya karena saya sering menanyakan kepada anak mengenai sikap orangtua mereka  setelah menerima rapor anaknya.
Memang tak semua anak mau menjawab secara terang benderang. Ada anak yang menjawab cukup dengan bahasa isyarat. Misalnya, dengan tersenyum, geleng-geleng kepala, atau tersipu-sipu.
Jawaban yang tak perlu ditafsirkan adalah ketika anak menjawab secara verbal. Baik yang orangtuanya memberi respon positif maupun kurang positif.
Jawaban yang perlu ditafsirkan adalah ketika anak menjawab secara nonverbal. Misalnya, anak tersenyum, geleng-geleng kepala, atau tersipu-sipu, bahkan menekuk muka.
Tapi, itu pun dapat ditafsirkan oleh guru. Sebab, guru mengetahui (persis) keberadaan anak. Maksudnya, mengetahui keberadaan anak yang dibersamai dalam proses pembelajaran, itu tergolong berada di kategori atas rata-rata, atau rata-rata, atau di bawah rata-rata.
Bahasa isyarat yang digunakan anak dapat dikaitkan dengan posisinya berada di atas rata-rata, atau rata-rata, atau di bawah rata-rata. Dari situ, guru dapat memperkirakan tentang sikap orangtua mereka.
Sekalipun perkiraan yang dibuat oleh guru dapat saja salah. Toh guru orang yang biasa-biasa saja. Hanya menggunakan data yang terbatas dalam waktu yang singkat. Â Tapi, dapat saja benar.