Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Siswa Membolos Sekolah, Bagaimana Memersuasinya?

4 Februari 2023   15:16 Diperbarui: 5 Februari 2023   00:00 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ada siswa yang tidak masuk dalam ruang belajar. (Dokumentasi pribadi)

Saya pernah menemukan salah satu siswa di kelas tempat saya mengajar yang boleh digolongkan ke  ragam sering membolos. Guru-guru yang lain, terutama yang mengajar di kelas tersebut, juga mengetahuinya. Mereka juga menyebut anak tersebut sering membolos.

Sikap guru

Mengenai hal tersebut selalu muncul sikap yang beragam dari para guru. Ada guru yang biasa saja menyikapinya. Tanpa memikirkan anak tersebut. Yang penting melakukan tugas di kelas tersebut seperti biasanya.

Akan tetapi, ada juga guru yang menyikapinya secara negatif. Guru marah dan memandang buruk terhadap anak tersebut. Masih lebih baik kalau sikap negatif itu hanya disimpan di dalam hati. Kalau sampai keluar di depan siswa lain, tentu buruk dampaknya.

Selain itu, ada juga guru yang menyikapi secara positif. Guru ragam ini memandang persoalan tersebut sebagai ujian yang harus diselesaikan. Tidak mengabaikan dan mengutukinya.

Guru yang memandang persoalan tersebut sebagai ujian, tentu akan memikirkan dan merenungkannya. Dan, memanfaatkan hasil pemikiran dan perenungannya itu untuk sebuah kemajuan (pendidikan) anak-anak.

Maka, sangat mungkin kita melihat teman guru yang memanfaatkan sebagian kecil jam mengajarnya untuk kepentingan itu. Yaitu, membagikan hasil pemikiran dan perenungannya tersebut di depan kelas di hadapan siswanya.

Tentu saja hal itu dilakukan ketika siswa yang menjadi sumber pemikiran dan perenungannya tidak masuk sekolah. Mungkin  saat ia sedang membolos. Momen seperti ini justru efektif untuk berbagi.

Siswa dalam satu kelasnya akhirnya dapat terlibat memikirkan dan merenungkannya. Ini salah satu cara bagi guru mengajak siswanya berefleksi. Memikirkan dan merenungkan persoalan yang dihadapi temannya untuk direfleksikan terhadap dirinya.

Proses tersebut akan mengarahkan pikiran dan emosi siswa lebih terkontrol. Lebih bisa fokus. Dan, bukan mustahil kondisi tersebut membawa mereka ke sikap kesetiakawanan yang semakin mendalam. Sehingga, timbul rasa kurang lengkap jika ada satu saja temannya tidak ada.

Kurir memersuasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun